Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politisi Partai Nasdem Ditunjuk Sebagai Jaksa Agung, Ini Akibat Buruknya pada Jaksa-jaksa Karier

Setelah Presiden Jokowi menunjuk politisi Partai Nasdem sebagai Jaksa Agung, ini akibat buruknya pada jaksa-jaksa karier.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Politisi Partai Nasdem Ditunjuk Sebagai Jaksa Agung, Ini Akibat Buruknya pada Jaksa-jaksa Karier
Tribunnews/Dany Permana
Jaksa Agung, HM Prasetyo (baju putih) bersiap menjalankan ibadah salat Jumat saat menjalani hari pertamanya sebagai Jaksa Agung di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Jumat (21/11/2014). Presiden Joko Widodo melantik HM Prasetyo pada Kamis 20 November 2014 untuk menggantikan Jaksa Agung yang lama, Basrief Arief. (TRBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai pengangkatan Jaksa Agung berlatar belakang politisi merupakan persoalan serius. Diketahui Presiden Joko Widodo  mengangkat HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung yang tercatat sebagai politisi Partai NasDem.

Demikian dikatakan Ketua DPP PKS Aboebakar Al-Habsy melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Minggu (23/11/2014). Menurut Aboe hal itu merupakan preseden yang tidak baik. "Para jaksa akan cenderung mencari afiliasi politik tertentu supaya nanti bisa terpilih dari jaksa," kata Abor.

Apalagi dua Jaksa Agung terakhir bukan berasal dari jaksa aktif di internal kejaksaan. Pola pengangkatan jaksa yang demikian, kata Aboe, tentunya akan mematikan jenjang karir di dalam institusi adiyaksa.

"Para jaksa tak akan lagi bisa bercita-cita jadi jaksa agung atau memimpin institusinya sendiri, karena jaksa agung kerap diambil dari pensiunan. Oleh karenanya bila mereka bercita-cita menjadi jaksa agung maka harus memiliki afiliasi politik," ungkap Anggota Komisi III DPR itu.

Hal itu akan berdampak buruk pada perkembangan kejaksaan, utamanya pada persoalan kualitas independensi lembaga ini. "Ke depan, pastilah akan berkembang asusmsi publik bahwa lembaga ini dapat dipengaruhi oleh kekuatan atau kepentingan politik tertentu," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas