Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yayasan Arsari Djojohadikusumo Kembali Resmikan Mandala Majapahit

Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) meresmikan satu lagi Mandala Majapahit (ManMa).

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
zoom-in Yayasan Arsari Djojohadikusumo Kembali Resmikan Mandala Majapahit
http://whitespace.co.id

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) meresmikan satu lagi Mandala Majapahit (ManMa). Manma yang baru diresmikan itu berada di lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM).

ManMa yang mewadahi berbagai kegiatan pelestarian peninggalan Majapahit diharapkan dapat memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar dan perkembangan ilmu arkeologi di Indonesia.

"Sumpah Patih Gajah Mada di era Majapahit tentang bersatunya Nusantara menjadi inspirasi kesatuan Indonesia yang sampai sekarang terus menerus diuji zaman. Untuk menjadi satu kesatuan yang kuat, kuncinya adalah Mandala, yang artinya adanya harmoni dalam keberagaman,” kata Hashim Djojohadikusumo dalam sambutan peresmian ManMa di UGM, Jumat (5/12/2014).

Mandala Majapahit di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM), seperti juga yang di Trowulan, diharapkan menjadi wadah bagi keberagaman data, hasil penelitian, dan informasi tentang pusaka (heritage) kerajaan Majapahit. Juga untuk menjadi wadah bagi para peneliti, pemerhati, pencinta dan praktisi pelestarian dalam mengembangkan beragam kegiatan sosial, budaya dan ekonomi guna melestarikan budaya dan kearifan Majapahit untuk memperkaya wawasan bangsa Indonesia.

Pembangunan Mandala Majapahit di UGM merupakan kerjasama Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM).

“Penempatan Mandala Majapahit di Jurusan Arkeologi FIB UGM dimaksudkan untuk bisa berada langsung di tengah-tengah civitas akademika sebagai pendukung utama kegiatan penelitian dan belajar mengajar keilmuan arkeologi,” kata Catrini Kubontubuh, Direktur Eksekutif YAD.

Sejak tahun 2008 YAD memenuhi salah satu misinya yaitu pelestarian budaya memulai kegiatan Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) di Trowulan yang dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa jurusan arkeologi dari empat perguruan tinggi yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana dan Universitas Hasanuddin.

Berita Rekomendasi

Hasil penelitian PATI maupun beragam penelitian dari peneliti lokal maupun manca negara sangat banyak, namun tidak banyak yang mudah diakses oleh masyarakat. “Dengan keberadaan Mandala Majapahit, diharapkan akses menjadi luas sehingga pemahaman tentang situs Majapahit di Trowulan semakin meningkat,” ujar Catrini yang juga penggiat kegiatan pelestarian Pusaka Indonesia ini.

Bagi FIB UGM, kerjasama ini bukan yang pertama. Sudah sejak lama YAD mendukung berbagai kegiatan akademis dan membangun fasilitas pendidikan di FIB. “Gedung Margono di mana Mandala Majapahit ditempatkan adalah salah satu bantuan YAD bagi FIB,” jelas Pujo Semedi Hargo Yuwono yang merupakan Dekan FIB UGM.

Bantuan lain yang lebih mendasar bagi perkembangan ilmu budaya, selain adanya PATI dan beasiswa, diantaranya adalah membantu biaya agar para Guru Besar Emeritus dibidang Arkeologi dapat kembali mengajar. “Tidak banyak filantropi seperti YAD yang memberi perhatian kepada perkembangan Ilmu Budaya yang tidak komersial tetapi sangat penting bagi terpeliharanya budaya bangsa,” kata Pujo menambahkan.

“Semoga Mandala Majapahit bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik. YAD mengundang partisipasi aktif berbagai pihak untuk memanfaatkannya dengan berbagai kegiatan positif, termasuk melengkapi berbagai data dan hasil penelitian mengenai tinggalan Majapahit demi kejayaan Indonesia,” tegas Hashim menutup sambutannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas