Menteri Hanif: Pemerintah Korsel Harus Serius Tangani TKI di Kapal Oryong
"Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemnaker memberikan perhatian serius terkait nasib TKI yang menjadi ABK. Namun Korsel juga harus terus update."
Penulis: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri meminta Korea Selatan serius melakukan berbagai upaya terbaik untuk menangani TKI yang bekerja sebagai awak kapal Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering, Rusia.
Hal tersebut diungkapkan Hanif saat melakukan pertemuan bilateral dengan Duta Besar Korsel untuk Indonesia Cho Tai Young di kantor Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta, Jumat (5/12/2014).
"Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemnaker memberikan perhatian serius terkait nasib TKI yang menjadi ABK. Namun Korsel juga harus terus update perkembangan kasus tersebut," ujar Hanif.
Pemerintah Indonesia mendesak Pemerintah Korsel terus memberikan informasi terkini terkait penanganan awak kapal penangkap ikan Korea Selatan The Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering.
Hanif menambahkan, Pemerintah Indonesia juga meminta Korsel menangani dengan baik korban yang sudah ditemukan tim penyelamat. Pemulangan jenazah, terangnya, harus segera dilakukan dan bagi mereka yang terluka harus dirawat intensif.
Secara khusus, Menaker meminta kepada Dubes agar memastikan seluruh ABK yang naas itu terlindungi oleh asuransi yang akan menanggung seluruh biaya pengobatan.
Sementara Dubes Korsel untuk Indonesia Cho Tai Young menyampaikan bela sungkawa kepada seluruh ABK yang ditemukan meninggal. Cho menjamin seluruh permintaan pemerintah Indonesia akan segera disampaikan dan dilanjuti ke pemerintah pusat Korsel.
Cho menjamin tim penyelamat terus berupaya mencari korban yang belum ditemukan. Pemerintah Korea akan segera mengirim pesawat untuk research dan rescue dan semua hal yang mengenai itu akan kami langsung laporkan kepada pemerintah Indonesia.
"Atas nama pemerintah Korsel kami menyampaikan belasungkawa. Pemerintah akan terus membantu pencarian korban yang tenggelam," terangnya.
Cho juga juga akan memastikan seluruh ABK untuk dilindungi asuransi sehingga mendapatkan hak perawatan hingga sembuh. Selain itu seluruh jenazah ABK yang ditemukan akan dipulangkan segera.
Kapal penangkap ikan Oryong 501 berbobot 1.753 ton yang sedang menangkap ikan pollack, tenggelam di bagian barat Laut Bering di dekat Rusia, Senin (1/12). Awak kapal berjumlah 60 orang dengan rincian 11 orang Korsel , 35 WNI, 13 warga Filipina, dan satu pemeriksa berkebangsaan Rusia.