Pembebasan Bersyarat Pollycarpus, Kado Terpahit di HUT Munir
Sebagai upaya mendesak kepada pemerintah mengusut tuntas kasus pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir, pada Minggu (7/12/2014)
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai upaya mendesak kepada pemerintah mengusut tuntas kasus pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir, pada Minggu (7/12/2014), Sahabat Munir dan Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (Kasum) menggelar aksi turun ke jalan.
Aksi dilakukan tepat satu hari, sebelum peringatan hari ulang tahun Munir yang diperingati pada 8 Desember. Aksi bertempat di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.
Sekitar 30 orang turut serta dalam aksi itu. Mereka membawa gitar yang mengiringi bernyanyi lagu-lagu perjuangan. Di tempat itu juga terdapat kotak kardus yang digunakan untuk meminta dukungan kepada masyarakat terkait penyelesaian kasus Munir.
Astri, salah satu peserta aksi mengaku, kegiatan ini dilakukan untuk meminta dukungan kepada masyarakat supaya mendesak presiden Joko Widodo segera menuntaskan kasus Munir.
Sayangnya, dia menilai, pemerintah saat ini tidak mempunyai keinginan menyelesaikan kasus. Hal ini terbukti dari dikeluarkannya pembebasan bersyarat kepada Pollycarpus, pelaku pembunuhan Munir. Padahal, menurut para aktivis ini, Pollycarpus merupakan satu-satunya pelaku yang dihukum berat.
"Besok senin, momentum peringatan hari lahir Munir. Ini kado terpahit penuntasan kasus Munir dari Jokowi. Kado terpahit, sebab selama 10 tahun praktis hanya Pollycarpus yang dihukum," tutur Astri.
Rencananya pada Senin besok, para aktivis ini akan memberikan kotak dukungan dari masyarakat kepada Munir. Kotak diberikan kepada Joko Widodo. Mereka bersama dengan keluarga korban pelanggaran HAM lainnya juga menjadwalkan demonstrasi ke Istana Negara.
"Besok ada aksi ibu-ibu korban pelanggara HAM. Kami akan bergabung. Kami akan kasih (kotak dukungan,-red) ke Istana Negara melalui Sekretariat Negara," ujar Astri.