Kesenian Nandong Iringi Peringatan 10 Tahun Smong Aceh di Bali
Masyarakat Simeulue berhasil menyelamatkan diri dari amukan tsunami berkat pengetahuan mereka tentang tsunami atau smong yang dituturkan lewat nandong
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Fikar W Eda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rangkaian peringatan 10 tahun smong (tsunami) Aceh diselenggarakan di Bali pada 22-23 Desember mendatang. Acara diisi dengan pertunjukan kesenian "nandong" selama 26 jam non-stop.
Nandong adalah salah satu kesenian tutur dari Simeulue, Aceh. Nandong dimainkan beberapa pria dewasa, diiringi alat musik biola dan gendang. Pemain nandong menceritakan beragam kisah yang didendangkan dalam bentuk syair.
Syair nandong yang terkenal adalah cerita tentang smong atau tsunami. Ketua panitia penyelenggara, Yoppi Smong, kepada Serambi di Jakarta Kamis (11/12/2014) mengatakan, kesenian nandong didatangkan khusus dari Pulau Simeulue.
"Seniman-seniman di Bali juga akan ambil bagian dalam kegiatan ini," kata Yoppi.
Selama pertunjukan, para penonton akan disuguhkan kopi arabika Gayo yang didatangkan dari Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah.
Dipilihnya Bali sebagai lokasi pertunjukan peringatan smong, Yoppi mengatakan, karena sebagai gerbang dunia. "Kita sekaligus ingin menyampaikan terima kasih kepada dunia karena telah membantu Aceh dalam peristiwa smong atau tsunami," sebut Yoppi.
Kegiatan tersebut diselenggrakan Falara dan Komunitas Siar Smong, yang sejak lama mengakmpanyekan kearifan lokal Simeulue, smong.
Peringatan 10 tahun smong juga diselenggarakan di Jakarta pada 20 Desember dan 26 Desember. Diisi dengan berbagai pertunjukan seni dan renungan.
Gempa bumi dan smong atau tsunami melanda Aceh ada 26 Desember 2004 silam. Ratusan ribu jiwa menjadi korban dan ribun lainnya hilang. Masyarakat internasional bahu-membahu membantu Aceh. Sedikitnya Rp 60 triliun habis untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh.
Pusat gempa berada di dekat Simeulue dengan kekuatan 8,9 skala richter. Masyarakat Simeulue berhasil menyelamatkan diri dari amukan tsunami berkat pengetahuan mereka tentang peristiwa tsunami atau smong yang dituturkan melalui sastra lisan dalam kesenian Nandong.