Perkuat Karakter Bangsa, Kemendikbud Prioritaskan Program Budaya
Kacung Marijan mengatakan program tersebut telah dipantau Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Penulis: Randa Rinaldi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memprioritaskan enam program nasioanal pada tahun 2014.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kacung Marijan mengatakan program tersebut telah dipantau Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Pertama, penetapan 15 cagar budaya secara nasional. Direktorat Kebudayaan mengaku situs tersebut telah ditargetkan untuk ditetapkan sebagai cagar budaya yang diakui negara. Hingga saat ini 17 Surat Keputusan Penetapan telah selesai dan 2 cagar budaya masih dalam proses.
Kedua, cagar budaya yang terealisasi merupakan hal yang krusial. Kacung menuturkan, pelaksanaan program cagar budaya bertujuan untuk menjaga kelestarian sejarah Indonesia.
"Saat ini ada 4 cagar budaya telah selesai direvitalisasi sedangkan sisanya dalam proses pekerjaan hingga akhir Desember 2014," kata Kacung di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (12/12/2014).
Ketiga, Direktorat Jenderal Kebudayaan mengaku akan merevitalisasi 30 museum. Menurutnya, revitalisasi museum sangat diperlukan menjadi tonggak utama dalam mempertahankan budaya bangsa. Ia menuturkan, saat ini 7 museun telah rampung dan pengerjaannya akan berlanjut hingga akhir tahun.
"Terlaksananya pembangunan Museum Presiden dan Museum Morotai. Pelaksanaan pembangunan kedua museum ini telah selesai tahun ini,"ucap Kacung.
Selain itu, Ditjen Kebudayaan mengaku telah melaksanakan 16 kegiatan seni dan perfilman yang bertujuan untuk mendidik dan diapresiasi masyarakat. Kacung menambahkan, sebanyak 8 taman budaya sebagai pusat budaya di daerah.
Selain enam program prioritas nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan mengaku telah melaksanakan program lainnya. Beberapa program lainnya yaitu fasilitasi komunitas budaya, laboratorium seni budaya dan film, rumah budaya nusantara, persemaian nilai budaya, hingga revilasi desa-desa adat.
"Tidak hanya itu, pembangunan rumah budaya Indonesia di luar negeri sebagai bentuk diplomasi budaya telah dilakukan melalui peletakan batu pertama di Timor Leste,"kata Kacung.