Hasil Survei Cyrus Network Dianggap Upaya Pecah Belah Partai
Politisi PDI Perjuangan Charles Honoris menanggapi hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Cyrus Network
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan Charles Honoris menanggapi hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Cyrus Network. Menurutnya, hasil survei yang dirilis kemarin bagian dari upaya memecah belah partai.
"Saya melihat ini survei pesanan dan ada upaya memecah belah partai kami. Jika ingin membuat survei seperti ini seharusnya yang di sample kader partai yang bersangkutan atau minimal hanya dilihat dari responden yg menyatakan memilih pdip saja," ujar Charles Honoris, Selasa (16/12/2014).
"Jangan dicampuradukkan dengan pemilih partai lain. Karena yang menjadi stakeholder di partai kami adalah pengurus, kader partai dan pemilih PDI Perjuangan. Kan lucu kalau simpatisan atau pemilih partai lain yang ditanyakan soal ketua umum PDI Perjuangan," Charles yang tak lain salah seorang anggota Komisi I DPR ini menegaskan kembali.
Sehari sebelumnya Cyrus Network merilis hasil survei nasional regenerasi partai politik. Dari hasil survei itu terungkap, Presiden Jokowi dianggap lebih mampu memimpin PDI Perjuangan dibandingkan dengan Megawati Soekarnoputri.
Hasil survei tersebut juga mengungkapkan, Jokowi memperoleh dukungan sebesar 26,1 persen suara jika Megawati mencalonkan diri menjadi ketua umum. Sementara Megawati hanya menduduki posisi ketiga, dengan 16,7 persen suara.
Megawati Soekarnoputri dikalahkan oleh putrinya dalam hasil survei tersebut, Puan maharani. Puan mampu mengumpulkan 18,6 persen suara dari total 1.200 responden.
"Apabila yang di survei adalah pemilih dan kader PDI Perjuangan, saya yakin lebih dari 90 persen akan mendukung Ibu Megawati sebagai Ketua umum kembali. Jangan sampai gerakan memecah belah PDI Perjuangan ini dimanfaatkan untuk melemahkan pemerintahan Jokowi," pungkas Charles Honoris.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.