Pengusaha Masuk Lingkaran Pimpinan Partai Hasilkan Konglomerasi Politik
Sukardi Rinakit menilai arogansi politik yang muncul saat ini lantaran masuknya pengusaha di lingkaran pimpinan Partai Politik
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit menilai arogansi politik yang muncul saat ini lantaran masuknya pengusaha di lingkaran pimpinan Partai Politik, atau disebut dengan istilah konglomerasi politik.
"Mengapa terjadi arogansi politik pada tahun ini? Pertama, dalam politik kita terjadi konglomerasi politik. Gabungan dua ekstrim yang sangat kuat," ujar Sukardi di Kantor SSS, Gedung Wisma Kodel, Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2014).
Menurut Sukardi, ada perbedaan antara pengusaha dan partai politik. Pengusaha memiliki determinasi untuk selalu mendapatkan keuntungan. Sementara, partai politik justru harusnya menguntungkan rakyat.
"Gabungan dua ekstrim yang sangat kuat. Pengusaha punya kapital dan determinasi, maunya untung, sementara partai yang harusnya untungkan rakyat, nah ini bergabung," ucap Sukardi.
Sukardi mencontohkan konglomerasi partai yang memunculkan arogansi politik tersebut terlihat pada Partai Golkar, yang dipimpin oleh Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum dan Suryadharma Ali di PPP. Arogansi politik itulah yang menimbulkan perpecahan.
"Misal Ical enggak mau kalah, SDA (Suryadharma Ali) yang enggak mau kalah ya itu konglomerasi politik. Efeknya perpecahan internal," kata Sukardi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.