Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KNKT: Temuan Badan Pesawat AirAsia Bisa Menambah Informasi

"Ini untuk menambah informasi karena info dari black box sudah banyak memberikan dan memperkuat data dari blackbox."

Penulis: Randa Rinaldi
Editor: Y Gustaman
zoom-in KNKT: Temuan Badan Pesawat AirAsia Bisa Menambah Informasi
KOMPAS images/KRISTIANTO PURNOMO
Petugas menunjukkan cockpit voice recorder (CVR) yang merupakan bagian kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 di Kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Jakarta, Selasa (13/1/2015). CVR tersebut salah satu bagian kotak hitam yang berisi percakapan pilot dan kopilot. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Randa Rinaldi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan SAR Nasional memastikan badan dan sayap pesawat milik AirAsia QZ 8501 telah ditemukan. Saat ini tim gabungan berupaya mencari penumpang yang diduga masih berada di dalam pesawat.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Investigasi AirAsia QZ8501, Mardjono Siswo Suwarno, mengatakan temuan badan pesawat bisa menambah informasi yang dibutuhkan oleh tim investigasi.




"Apakah ada info di situ, apakah puing itu pecahnya atau sobeknya saat itu atau saat sebelumnya, itu ada ilmunya. Luka lama atau luka baru,"kata Mardjono di kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Jakarta, Kamis, (15/1/2015).

Mardjono menuturkan, temuan badan pesawat itu akan dilihat tim investigasi KNKT setelah badan pesawat berhasil diangkat. Rencananya, tim investigasi KNKT akan melihat badan pesawat setelah dievakuasi ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

"Ini untuk menambah informasi karena info dari black box sudah banyak memberikan dan memperkuat data dari blackbox. Kecuali black box-nya enggak ketemu, karena suatu hal tak bisa diambil, yang bisa diambil puing," jelas Madjono.

Selain itu, Mardjono meminta semua pihak bersabar menunggu laporan akhir dari KNKT. Menurutnya, setelah laporan akhir diterbitkan, laporan itu diperbolehkan dibahas.

BERITA TERKAIT

"Itu boleh dibahas boleh dibaca secara bebas setelah diterbitkan, tapi bukan transkrip seluruhnya, suara apalagi tidak boleh, itu untuk melindungi supaya tidak ada tafsiran yang liar,"ucap Madjono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas