Menteri Puan Maharani: Minum Jamu Biar Enggak Diklaim Negara Lain
Jamu adalah aset nasional yang sangat potensial yang diwariskan secara turun temurun serta merupakan warisan budaya bangsa
Editor: Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jamu adalah aset nasional yang sangat potensial yang diwariskan secara turun temurun serta merupakan warisan budaya bangsa. Yang seharusnya dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi komoditi kesehatan dan menjadi sumber ekonomi unggulan serta sebagai jati diri bangsa.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani saat mempromosikan minum jamu setiap Jumat di kementerian-kementerian.
Kali ini, Jumat (16/1/2015), digelar di Kantor Kementerian Perindustrian. Selain Menteri Perindustrian Saleh Husin, hadir juga Menteri Perdagangan Rachmat Gobel serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri. Acara minum jamu, kata Puan, juga bisa digunakan sebagai ajang konsolidasi menteri.
Menurut Puan, program minum jamu tiap Jumat ini adalah bagian dari revolusi mental, slogan Presiden Joko Widodo. Poinnya, kata Puan, bukan sekadar minum jamu, tapi mempertahankan kebudayaan.
"Biar enggak diklaim negara lain," katanya.Ini adalah acara minum jamu kedua Menteri Puan bersama menteri lain. Pada 19 Desember 2014, Puan juga menghadiri acara minum jamu yang diadakan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.
Puan menuturkan kebiasaan minum jamu juga akan dia tularkan ke semua kementerian dengan menggelar acara minum bersama tiap Jumat.
Lokasi acaranya berpindah dari satu kementerian ke kementerian lain. Tujuannya, kata Puan, adalah jamu bisa mendunia dan tidak punah.
"Saya sangat berharap seluruh kementerian atau lembaga beserta para ahli dan stakeholder terkait, terus mendorong upaya-upaya yang lebih terstruktur dan lebih masif dalam upaya mengembangkan produk Jamu Brand Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar seluruh kebutuhan obat dan bahan obat asli Indonesia dapat menjadi primadona di negeri sendiri," ujar Puan.
Puan menambahkan dalam kurun waktu 6 tahun saja kita mengembangkan Jamu Brand Indonesia telah nampak nyata hasilnya. Bahkan produk jamu Indonesia tidak hanya dikenal di dalam negeri dan negara-negara ASEAN, akan tetapi sudah jauh terkenal di seluruh negara-negara Eropa dan Amerika.
Hal ini merupakan bukti bahwa nilai-nilai budaya warisan para pendahulu bangsa kita tidak kalah bersaing dengan produk mancanegara. Meskipun diakuinya, tantangan pemanfaatan dan pengembangan jamu sangat besar, baik dalam tataran konsep maupun operasional.
Dalam kesempatan itu, Puan Maharani mengatakan dirinya sudah minum jamu sejak kecil.
"Saya dipaksa, dicekoki Ibu untuk minum jamu dari SD," kata putri Megawati Soekarnoputri ini. Awalnya, Puan ogah minum jamu karena baunya tak enak dan rasanya pahit. Kemudian, Puan melanjutkan, Megawati memberikan jamu kunyit asam yang dicampuri madu agar Puan mau.
Saat itu, Puan mengatakan, ia menanyakan kepada Megawati tentang khasiat jamu. "Ibu bilang (khasiatnya) baru terasa setelah dewasa dan punya anak," katanya menirukan Megawati kala itu.
Menurut Puan, apa yang dikatakan Megawati itu benar. Puan merasa tetap bugar meski mobilitasnya tinggi saat ini. Puan mengatakan tradisi minum jamu ini diturunkan kepada anaknya. "Saya cekoki juga," ujarya sumringah.