Wakil Ketua MPR Angkat Bicara Soal Charlie Hebdo Muat Lagi Karikatur Nabi
Ia pun menduga adanya unsur bisnis dibalik pemuatan karikatur yang kontroversial. Agar majalah Charlie Hebdo menjadi tenar
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid angkat bicara mengenai Charlie Hebdo. Majalah satire Perancis itu sebelumnya diberitakan kembali memuat kartun satire Nabi Muhammad.
"Inilah yang menjadi perdebatan umum ya, apakah kebebeasan berepreksi itu apa saja bisa menghina orang bahkan menghina nabi, padahal jika mengacu kepada tanda kutip ada juga tentang kebebasan yang bertanggung jawab," kata Hidayat, Minggu (18/1/2015).
Hidayat mengaku menghormati kebebasan pers. Tetapi, ia meminta pers menghormati tokoh yang disucikan. Apalagi, mengenai karikatur yang malah membuat permusuhan dan konflik.
"Dalam tanda kutip salah mengartikan kebebasan berepreksi. Sangat disayangkan, peristiwa itu tidak bisa mengormati hak asasi yang luas, tapi bahkan menjadikannya sebagai bisnis, dan bisnis besar, dimana dengan tiga juta eksemplar dan laku keras mereka jadi untung besar," ujar Politisi PKS itu.
Ia pun menduga adanya unsur bisnis dibalik pemuatan karikatur yang kontroversial. Agar majalah Charlie Hebdo menjadi tenar dan tiras meningkat. "Ini kan melecehkan kebebasan eskpresi itu sendiri, kebebasan ekspresi datang dengan bisnis," ujar Hidayat.
Majalah satire Perancis, Charlie Hebdo, sebelumnya diberitakan kembali memuat kartun satire Nabi Muhammad untuk edisi pekan ini. Seperti dikutip dari AFP, Charlie Hebdo menampilkan kartun Nabi Muhammad dengan wajah sedih yang sedang meneteskan air mata serta memegang tulisan "Je Suis Charlie" yang berarti 'Kami adalah Charlie'. Slogan itu merujuk pada aksi massa yang dilakukan masyarakat Prancis dan tokoh dunia beberapa waktu lalu untuk menentang penyerangan terhadap kantor Charlie Hebdo.
Selain itu, di atas sosok kartun yang bersorban putih tersebut juga terdapat tulisan "Tout Est Pardonne", yang berarti "Semua telah dimaafkan".
Peluncuran cover majalah satire edisi terbaru ini dilakukan lebih cepat dari jadwal semula pada Rabu (14/1/2015). Ironisnya, pihak penerbit bahkan menyiapkan hingga 3 juta kopi dari biasanya yang hanya mencetak 60.000 kopi. Majalah-majalah itu rencananya akan didistribusikan ke 25 negara dan diterjemahkan ke 16 bahasa.