Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI Andalkan Logistik Cadangan Dalam Operasi Evakuasi AirAsia

Pengeluaran terbesar dalam misi evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Karimata adalah BBM.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Panglima TNI Andalkan Logistik Cadangan Dalam Operasi Evakuasi AirAsia
Puspen TNI/Puspen TNI
KRI YOS SUDARSO BAWA TIM PENYELAM PASANG MOORING BOUY - Kapal Republik Indonesia (KRI) Yos Sudarso-353 membawa personel Tim Penyelam TNI AL bergerak ke lokasi titik koordinat badan pesawat AirAsia QZ-8501 dalam rangka pemasangan Mooring Bouy (tanda lokasi) guna menyiapkan evakuasi korban maupun badan pesawat di perairan Selat Karimata, dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis pagi (15/1/2015). (Puspen TNI) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, pengeluaran terbesar dalam misi evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Karimata adalah BBM.

"Kemarin untuk kebutuhan paling banyak itu BBM, itu ditanggung pemerintah. Kalau kegiatan logistik kami ambil dari cadangan operasi Panglima TNI," kata Jenderal Moeldoko di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Lebih lanjut soal penghentian sementara badan pesawat TNI menurutnya berada dibawah koordinasi Basarnas. Menurutnya, soal tenaga asing yang membantu juga tak lagi efektif.

"Basarnas sebagai koordinator, kami ikuti Basarnas," tambahnya.

Sebelumnya Jenderal Moeldoko mengatakan, prajuritnya terpaksa harus ditarik dari proses evakuasi pesawat AirAsia.

"Untuk saat ini banyak prajurit saya yang sudah dalam penurunan kemampuan menyelam, harus kembali lagi ke markas untuk pemulihan," katanya.

Berita Rekomendasi

Dirinya menyebutkan, setelah prajurit penyelam yang harus disesuaikan tugas dilapangan, mereka bakal kembali disiapkan dalam satu atau dua minggu kedepan.

"Recovery seminggu dua minggu untuk kembalikan kondisi normal.
Kebutuhan lapangan disesuaikan dengan Basarnas," kata Jenderal Moeldoko.

Dirinya menjelaskan, tak hanya prajurit yang ditarik. Namun sejumlah armada laut yang selama sekitar 31 hari dikerahkan.

"Satu paket. Mereka nempel di KRI. Ada KRI kalau ngga ada penyelam percuma," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas