Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BNN Ajak Gerakan Rehabilitasi Masif Menuju Indonesia Produktif

Pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, masalah narkoba mendapat perhatian yang sangat ekstra.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in BNN Ajak Gerakan Rehabilitasi Masif Menuju Indonesia Produktif
Tribunnews.com/Anang Iskandar
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, masalah narkoba mendapat perhatian yang sangat ekstra.

Presiden Jokowi menegaskan dua hal penting, pertama pintu maaf tertutup rapat untuk para sindikat yang sudah diputus hukuman mati. Kedua, 100 ribu penyalah guna narkoba ditargetkan untuk direhabilitasi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada tahun ini.

"Karena itulah, para penyalah guna narkoba dihimbau agar segera tobat, lalu berobat, sehingga bisa segera memperbaiki hidupnya untuk meraih masa depan yang lebih mengkilap," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (1/2/2015).

Menurutnya, persoalan penyalah guna narkoba pada prinsipnya menjadi salah satu akar masalah narkoba yang harus dituntaskan. Pasar narkoba yang terbuka di negeri ini, dipengaruhi maraknya konsumen yang terus dimanjakan oleh bandar dan antek-anteknya.

"Narkoba telah menjadi racun maut yang terus digelontorkan oleh para penjahat narkoba. Untuk mengatasinya, pemerintah terus mengumandangkan perang terbuka dengan dengan cara merehabilitasi para penyalah gunanya agar segera pulih dari keterpurukannya," kata Anang.

Lebih lanjut dikatakan, rehabilitasi dinilai menjadi obat penawar yang dinilai paling mujarab, tentunya ditopang dengan kesadaran seribu persen dari para penyalah guna narkoba untuk kembali ke jalur kehidupan yang sehat.

Berita Rekomendasi

"Negara telah mengkalkulasi langkah terencana untuk menyatakan perang dengan sindikat dengan cara yang lebih seksi yaitu rehabilitasi. Saat ini jumlah penyalah guna narkoba dengan kategori ketergantungan atau kecanduan dan perlu segera direhabilitasi telah mencapai angka 1,1 juta orang," katanya.

Dengan asumsi masalah ini bisa tuntas dalam waktu satu dasawarsa, maka negara perlu merehabilitasi 100 ribu orang setiap tahunnya. Akses rehabilitasi akan dibuka lebar di 589 RSUD, 31 RS Bhayangkara, dan 80 Puskesmas 33 RSJ, RS Suyoto, 7 Panti, 24 SPN, 16 Rindam/TNI AL dan 24 Lapas dengan metode rawat jalan dan inap.

Sebagai motor penggerak gerakan rehabilitasi masif ini, BNN perlu menggandeng seluruh unsur bangsa ini agar bisa bersama-sama melaksanakan gerakan akbar pemulihan penyalah guna agar bangsa ini bisa tetap berkibar.

"Upaya yang sangat luar biasa ini menuntut keseriusan dan komitmen yang luar biasa dari seluruh elemen bangsa. Satu hal pasti yang harus dikedepankan sejak dini adalah untuk menghentikan sikap apatis atau cuek terhadap lingkungan sekitar," kata Anang.

Untuk itu dirinya meminta agar kepedulian harus ditumbuh kembangkan, sehingga masing-masing individu semakin peka terhadap ancaman narkoba di lingkungannya terdekat.

"Harus diingat, sinyal Indonesia darurat narkoba sudah menyala, sehingga setiap jengkal kehidupan di negeri ini harus diproteksi dari ancaman nyata narkoba. Pencegahan perlu diperkuat agar ratusan juta anak bangsa yang belum disapa narkoba tetap teguh pada pendiriannya," katanya.

Sementara pada anak bangsa yang terlanjur terjerumus dalam lubang narkoba agar segera diangkat dan diselamatkan sehingga mereka tidak akan kehilangan potensi masa kini dan masa depannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas