Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Zainal Tahir: Saya Memahami Jika Abraham Samad Marah

Zainal Tahir menghilang setelah membuat pengakuan mengejutkan bahwa dirinya yang memotret Abraham Samad (AS)

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Zainal Tahir: Saya Memahami Jika Abraham Samad Marah
TRIBUN/DANY PERMANA
Pria yang mengaku teman dekat Abraham Samad, Zainal Tahir (berkemeja putih), dicecar pertanyaan oleh wartawan usai menggelar konferensi pers di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Rabu (4/2/2015). Zainal mengaku kepada wartawan bahwa dirinya adalah orang yang memotret orang mirip Ketua KPK Abraham Samad dengan seorang perempuan di sebuah kamar hotel di Makassar. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Ia membantah sebagai orang yang menyebarluaskan foto tersebut di media sosial atau apapun. "Saya meyakini bahwa gambar tersebut bukanlah termasuk kategori pornografi. Karena itu, saya merasa tidak ada hal lagi yang perlu saya sampaikan ke penyidik, kecuali bahwa foto itu saya yang merekamnya dan bukan rekayasa," ujarnya.

Menurutnya, sebenarnya gambar itu memang sudah lama diketahui banyak orang. Ia mengakui ada sekitar dua orang yang berminat membeli foto tersebut pada sekitar dua tahun lalu.

Tapi, Zainal membantah telah menjual foto tersebut kepada pihak tertentu. "Seperti juga saya tidak pernah meng-uploadnya ke media sosial manapun dan mentransfernya dari account pribadi saya kepada account siapapun," ujarnya.

Ia mengaku tidak tahu bagaimana akhirnya foto yang ia simpan di telepon genggam communicator-nya dan account pribadinya bisa tersebar."Apakah rekaman ini di-upload oleh orang tertentu, saya benar-benar tidak tahu siapa yang menyebarluaskan ke media sosial," kata dia.

Karena Sahabat

Ia mengaku, selaku sahabat justru mengungkap foto panas dengan objek Abraham dan perempuan itu karena terusik dengan bantahan Abraham yang menyebut foto itu hasil rekayasa.

"Setelah dipanggil penyidik dan merenung selama berdialog dengan penyidik, serta tadi malam ketika terbangun dari tidur,sebagai warga negara yang baik-dua hari ini-sejak menonton beberapa tayangan bantahan AS soal foto tersebut, saya terusik dan merasa berdosa jika tidak mengemukakan kebenaran yang sesungguhnya," paparnya.

Berita Rekomendasi

Ia kembali menegaskan, bahwa foto tersebut bukan hasil rekayasa karena dirinya lah yang mengambilnya dengan kamera telepon genggamnya pada 2007. Dan kini telepon genggam itu sudah hilang.

Ia menyayangkan pernyataan Abraham selaku pimpinan lembaga bersemboyan 'Jujur Itu Hebat', ternyata melakukan kebohongan publik dengan lantang."Saya harus 'menyelamatkan' dia agar tidak terus-menerus memproduksi kebohongan baru karena nanti ada alam yang lain. Bagaimana sebuah lembaga KPK jika ternyata dibina dengan kebohongan yang amat kelihatan gagah perkasa?" kata Zainal.

"Saya khawatir masih akan banyak lagi kejadian lainnya jika saya tidak menyetop ketidakbenaran ini. Saya ingin mengurangi pengucapan kata fitnah, serangan balik koruptor, kriminalisasi, yang begitu pegiat anti-korupsi yang menyatakan sesuatu tanpa mengetahui fakta dan kebenaran yang sesungguhnya," imbuhnya.

Zainal mengaku dapat memahami perjuangan untuk menyelamatkan atau meng-save KPK, dan mendukung pemberantasan korupsi adalah di atas segala-segalanya.
"Tetapi, saya ingin menyatakan bahwa KPK sebagai lembaga yang begitu hebat harus dinahkodai oleh orang yang jujur. Karena jujur itu hebat," kata dia.

Alasan lain Zainal terpaksa mengungkap kasus foto panas Abraham itu karena ia melihat kebohongan lain dari tim forensik internal KPK yang menyimpulkan bahwa fotonya hasil rekayasa dengan indikasi lengan Abraham tidak berotot.

"Mungkin saatnya KPK melakukan introspeksi diri bahwa bagaiaman mungkin sebuah 'kebenaran' dinyatakan 'ketidakbenaran'. Saya ulangi pernyataan AS, "Tim
forensik KPK sudah meneliti lebih jauh", maka saya melihat ada persoalan besar menyangkut tim forensik KPK yang telah dengan mudahnya mengubah 'kebenaran' menjadi 'ketidakbenaran'," paparnya.

Menurutnya, dengan pimpinan dan sistem lembaga KPK yang diklaim 'kebenaran' kendati tidak benar, maka saatnya masyarakat merenungi eksistensi dan keakuratan hasil kerja lembaga KPK.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas