Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RS Siloam Berpotensi Human Error pada Kasus Pasien Tertukar Obat

Dua pasien Siloam meninggal dunia karena dokter salah memberikan obat saat pasien tersebut dioperasi.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in RS Siloam Berpotensi Human Error pada Kasus Pasien Tertukar Obat
Net
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi IX DPR RI menemukan fakta mengejutkan terkait pelayanan di Rumah Sakit Siloam, Karawaci, Tangerang. Dua pasien Siloam meninggal dunia karena dokter salah memberikan obat saat pasien tersebut dioperasi.

Anggota DPRI RI, Irma Suryani, mengatakan mereka menemukan fakta bahwa pelayanan standar medik di RS Siloam berpotensi mengandung kesalahan manusia (human error). Indikasi tersebut, kata Irma, bisa dilihat dari beberapa contoh.

Pertama, standar mutu untuk pembedahan adalah menggunakan instrumen surgical safety checklist. Instrumen ini, ujar Irma, terdiri dari tiga tahap yakni sign in, time out dan sign out.

Ketidakhati-hatian ini terjadi pada tahap 'sign in' dimana seorang dokter anestesi harusnya mengecek administrasi termasuk informat concern yakni kecocokan identitas pasien dan lokasi untuk operasi.

"Untuk rumah sakit sekelas Siloam yang sudah terakreditasi nasional versi 2012 dan terakreditasi interansional JCI tentunya prosedur tersebut harusnya sudah mereka jalankan," ujar Irma saat diskusi bertajuk 'Mau Sehat Kok Repot' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (21/3/3015).

Salah satu tugas dokter anestesi adalah mengecek prosedur anestesi dan pemilihan obat anestesi. Kata Irma, di sinilah letak potensi ketidakhati-hatian nama obat bisa terjadi.

Obat buvanest harus diperhatikan betul berapa ukurannya termasuk bentuk kemasannya apakah ada tanda mematahkan atau tidak. Kemudian dokter juga harus melihat secara teliti apakah cairan tersebut berwarna atau tidak atau malah keruh.

Berita Rekomendasi

"Kalau itu tidak dijalankan ya kejadian ini yang akhirnya terjadi. Seharusnya kalau dokter yang sudah biasa menggunakan buvanest selama tiga tahun mereka harusnya tahu lima mili dengan empat miki itu bedanya. Harus jelas bedanya . Kan kalau sudah biasa mengguakan kan harusnya tahu," kata politikus Partai NasDem itu.

Sebelumnya, dua pasien di RS Siloam Karawaci Tangerang meninggal dunia setelah diberi obat anestesi buvanest spinal yang isinya tertukar dengan asam traneksamat atau golongan antifibrinolitik yang bekerja mengurangi pendarahan.

"Yang saya khawatirkan adalah mungkin pada saat memasukkan obat itu, saya nggak tahu kejadiannya seperti apa, jangan-jangan yang menarik ini bukan dokternya tapi perawatnya sehingga prosedur operationnya terlewati. Ini yang kami khawatirkan," kata Irma.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas