16 WNI yang Gabung ISIS Cuma Jadi Pion
Mereka (WNI) hanya jadi pion saja," kata mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 16 warga negara Indonesia (WNI) yang memisahkan diri dalam tur dan diduga bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) disebut tak akan menjadi tokoh sentral dalam gerakan radikal tersebut.
"Mereka (WNI) hanya jadi pion saja," kata mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), As’ad Said Ali, saat ditemui di Senayan City, Jakarta Selatan, Minggu (22/3/2015).
Menurutnya, peran WNI tersebut hanya akan jadi pembantu maupun seorang martir bom bunuh diri. As'ad menyebutkan, mereka tak akan menjadi pemegang tongkat komando di jaringan ISIS.
"Enggak mungkin (di posisi komando). Bahasa pun kita enggak mudeng. Masa orang Arab kamu tanya 'kumaha-kumaha'," katanya.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut menegaskan, WNI yang berada di sana hanya menjadi tamu. Mereka dalam posisi mengikuti perintah yang diberikan.
"Masa tamu jadi komando. Di bawah pasti," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 16 WNI sedang ditahan di Gaziantep, Turki. Mereka segera dideportasi pemerintah setempat namun justru menolak kembali ke Indonesia. Mereka enggan kembali lantaran telah menjual harta bedanya di tanah air.
Ke-16 orang tersebut ingin menyeberang ke Suriah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik bersama dengan kelompok radikal ISIS. Mereka diiming-imingi akan diberikan kesejahteraan dan imbalan uang sebagai pengikut ISIS.