Utang Budi Ini yang Mendorong Setiawan Djodi Merasa Harus Melayat Lee Kuan Yew
Seniman dan budayawan Setiawan Djodi merasa wajib melayat Lee Kuan Yew ke Singapura karena merasa berutang budi. Utang budi apa yaa?
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Setiawan Djodi (66) berencana melayat Lee Kuan Yew ke Singapura, Minggu (29/3). Pengusaha itu merasa berutang budi pada tokoh yang pernah menjadi Perdana Menteri Singapura yang meninggal pada 23 Maret.
"Ini cara saya sebagai orang Jawa berterima kasih," kata Djodi yang gemar melukis itu.
Djodi empat tahun lalu menjalani transplantasi ginjal di negeri jiran itu. "Setelah sukses menjalani transplantasi, dan sembuh, saya melukis sosok Lee Kuan Yew," kata pria kelahiran Solo yang mengenal baik keluarga Lee Kuan Yew.
Lukisan tersebut diserahkan ke keluarga Lee Kuan Yew juga sebagai bentuk ucapan terima kasih. Djodi punya keinginan untuk menggelar pameran lukisan di Singapura. "Saya punya keinginan, sebelum usia 70 tahun, saya ingin menggelar pameran lukisan di Singapura."
Djodi mengakui kehebatan dan jasa Lee Kuan Yew dalam membangun Singapura, termasuk menyiapkan sumber daya manusia. "Indonesia harus lebih hebat, kita itu negara yang kaya raya, gemah ripah loh jinawi...," kata Djodi yang dulu mendukung kelompok musik Kantata Takwa bersama Iwan Fals, Rendra, Yockie Suryoprayogo, dan Sawung Jabo.
Apa hubungan musik dan melukis?
"Bagi saya musik itu melodi, dan melodi itu adalah warna ha-ha-ha...." (XAR)