Mantan Tahanan Politik Didaulat Jadi Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra
Ferry Joko Juliantono, aktivis yang pernah dipenjara karena menolak kenaikan harga BBM tahun 2008, kini menjabat sebagai Pimpinan Partai Gerindra
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Ferry Joko Juliantono, aktivis yang pernah dipenjara karena menolak kenaikan harga BBM tahun 2008, kini menjabat sebagai salah satu pimpinan Partai Gerakan Indonesia Raya.
Mantan tahanan politik itu memegang mandat Prabowo Subianto sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra.
Dalam keterangannya, amanah ini, baginya untuk memperjuangkan dan mengabdikan diri kepada bangsa dan negara.
"Ini amanah bagi saya untuk mengabdikan diri melalui Partai Gerindra," kata Ferry, Rabu (8/4/2015).
Ferry Juliantono yang konsen dengan isu petani dan nelayan mengaku akan terus berkomitmen memperjuangkan kedaulatan rakyat melalui Partai Gerindra.
"Saya komitmen terus memperjuangkan hak buruh, petani dan nelayan. Masyarakat kalangan seperti ini tidak boleh kita tinggalkan, ini yang harus kita rangkul bersama untuk mensejahterakan rakyat," kata Ketua Dewan Tani Indonesia tersebut.
Semantara menyoroti kenaikan harga BBM yang baru-baru ini, menurutnya bukan hanya sekadar persoalan angka atau statistik. Melainkan persoalan ideologi pemerintah.
"Ini bukan hanya sekadar kuota, bukan hanya soal angka. Inti dari persoalan BBM yang muncul adalah kuatnya ideologi pemerintah yang berpandangan neoliberal untuk mendorong dicabutnya subsidi BBM bagi rakyat," kata Ferry.
Dalam keterangan sama, Anggawira yang juga menjabat sebagai Sekjen Dewan Tani Indonesia meyakini bahwa Partai Gerindra akan terus merangkul kadernya berkontribusi mensejahterahkan rakyat.
"Pak Prabowo pasti terus merangkul nelayan, petani dan buruh. Karena program transformasi yang dicanangkan Partai Gerindra sangat fokus dalam penggalangan pada sektor-sektor tersebut," kata pengusaha muda yang juga petinggi di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia itu.