Alasan JK Tidak Mau Menonjol di Pemerintahan Jokowi, Beda Saat Zaman SBY
Keluhan itu disampaikan langsung oleh Ketua IKA Universitas Hasanudin (Unhas), korwil Jabodetabek, Abdul Razaq Wawo.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dinilai tidak sebaik pada 2004-2009 lalu saat ia mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Keluhan itu disampaikan langsung oleh Ketua IKA Universitas Hasanudin (Unhas), korwil Jabodetabek, Abdul Razaq Wawo.
"Pak wapres sudah berubah, tidak seperti dulu lagi yang selalu responsif dan aktif menanggapi masalah di masyarakat, seperti ciri bapak yang lebih cepat lebih baik," kata Abdul saat menemui Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (10/4/2015).
Saat ini Jusuf Kalla terlihat seperti menahan diri, dan tidak lagi cepat untuk turun tangan menyelesaikan kisruh yang belakangan terjadi di pemerintahan.
Mantan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu pun tak lagi menonjol menyelesaikan konflik-konflik yang ada, seperti menyelesaikan konflik Aceh dan Ambon.
Jusuf Kalla dalam kesempatan terpisah kepada wartawan mengingatkan bahwa tugas Wakil Presiden adalah membantu Presiden, dan kali ini yang harus ia bantu adalah Presiden Joko Widodo. Ia memastikan Wapres bukan lah "Ban Serep," seperti yang pernah dituturkan Wakil Presiden Boediono.
"Dalam rangka membantu presiden menjalankan pemerintahanan, di situ tugas Wapres, bahwa tidak perlu kelihatan dan kelihatann kan tergantung keadaan," ujarnya.
Juru bicara Jusuf Kalla, Husein Abdullah dalam kesempatan terpisah menambahkan bahwa Wapres saat ini lebih banyak bekerja di internal.
Ia mencontohkan, saat beras langka Wapres lebih banyak berkordinasi ke dalam, sementara Presiden Joko Widodo memantau langsung pasar.
"Bapak ini menghindari ada matahari kembar, jadi saling mengisi saja. Satu Matahari, satu bulan," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.