Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Orang-orang yang Berada di Balik Pidato Jokowi yang Mendapat Aplaus Peserta KAA

Siapa dibalik pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pembukaan Konferensi Asia Afrika hari ini

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Sugiyarto
zoom-in Inilah Orang-orang yang Berada di Balik Pidato Jokowi yang Mendapat Aplaus Peserta KAA
TRIBUN/DANY PERMANA
Presiden Joko Widodo bersama para pemimpin negara meninggalkan ruangan usai berfoto bersama dalam pembukaan Asian-African Summit yang merupakan puncak rangkaian peringatan 60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (22/4/2015). Sebanyak 32 kepala negara dan delegasi dari 92 negara menghadiri rangkaian peringatan ke-60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta dan Bandung yang digelar hingga 24 April 2015. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Siapa dibalik pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pembukaan Konferensi Asia Afrika hari ini, Rabu (22/4/2015) yang banyak menyoal sejumlah permasalahan?

Pertanyaan itu layak diajukan pasalnya, pidato yang dinilai sangat bagus oleh sejumlah kalangan itu juga banyak 'menyentil' sikap negara-negara maju dan organisasi perkumpulan negara di dunia.

Tidak hanya itu, pidato Jokowi yang dinilai sangat berani itu juga mendapat apresiasi yang tinggi dari puluhan Kepala negara dan delegasi-delegasi anggota KAA yang hadir pada pembukaan.

Tepuk tangan pun langsung menggema usai mantan Gubernur DKI Jakarta itu menutup pidatonya.

Adalah tim substantif KAA yang ada dibalik pembuatan pidato yang menakjubkan tersebut. Siapa-siapa saja mereka?

"Tim substantif KAA itu Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. dibantu tim khusus Risal Sukma, Sukardi Rinakit, dan Teten Masduki," ungkap seskab, Andi Wijayanto di JCC, Jakarta, Rabu (22/4/2015).

Dijelaskan Andi, bahwa substansi isi pidato Presiden Jokowi itu telah beberapa kali dibahas di kepanitiaan KAA dibawah Kordinasi Menlu.

Berita Rekomendasi

Pidato ini pun sudah dua kali mengalami revisi oleh Presiden Jokowi sendiri.

"Setelah draf awal ada, finalisasi dilakukan melalui beberapa kali pertemuan langsung dengan Presiden, konsultasi final dengan Presiden dilakukan Minggu sore di Istana Merdeka," tuturnya.

Yang jelas dari catatan TribunNews.com, dalam satu kali rapat terbata, Jokowi mengatakan pidato yang akan disampaikannya dalam Konferensi Asia Afrika nanti tidak akan normatif, tapi merupakan pesan bagi dunia.

Demikian bocoran pidato yang akan disampaikannya dalam pembukaan pertemuan para Kepala Negara dalam Peringatan 60 Tahun KAA di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (22/4/2015).

Andi jelaskan, bahwa kesempatan KAA akan dipakai Presiden Jokowi menyampaikan pesan penting bagi dunia.

"Tunggu besoklah persisnya bagaimana isi pidatonya. Itu momen yang ditunggu Presiden buat menyampaikan pokok-pokok pikiran utamanya untuk Asia Afrika," ungkap Andi di sela mengecek kesiapan akhir untuk penyelenggaran acara inti KAA, di JCC, Jakarta, Selasa (21/4/2015) malam.

Andi mengakui seperti pernah disampaikan dalam Rapat Terbatas terakhirnya, di Kantor Presiden, Jumat, 17 April 2015 lalu, Presiden minta pidatonya tidak sekedar wacana. Pesan penting ingin Jokowi sampaikan di forum kepala negara Asia Afrika.

Dalam ratas itu, Jokowi menilai pesan mengenai keseimbangan global saat ini kurang ditekankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Maka dalam peringatan KAA, Indonesia harus mengambil peran dalam menekankan pentingnya keadilan global.

Selain itu, Andi memberikan bocoran, semangat KAA pada 1955 akan kembali ditekankan Jokowi dalam pidatonya.

"Itu salah satu pointnya. Tapi sabar saja ditunggu," tuturnya.

Lebih lanjut Andi katakan pidato Presiden sudah disiapkan setelah mengalami dua kali revisi dari Presiden Jokowi.

Sebelumnya, Deputi II Bidang Pengelolaan dan Kajian Program Prioritas Kantor Staf Presiden Yanuar Nugroho mengatakan pidato yang nantinya akan dibacakan Jokowi akan menekankan pada pentingnya tatanan dunia baru yang adil dan seimbang.

"KAA dan peringatan KAA memberikan pesan jelas bahwa kita perlu tata dunia baru yang adil, seimbang, agar KAA tidak hanya normatif, tetapi juga memberi pesan yang jelas pada internasional," katanya.

Keseimbangan global yang dimaksud, kata Yanuar, mencakup solidaritas ekonomi, politik, dan budaya. Yanuar mengatakan pidato dibuat secara bersama-sama oleh tim dari Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Negara, dan Sekretariat Kabinet. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas