Kala Jokowi Berbahasa Indonesia dan SBY dengan Bahasa Inggris dapat Tepuk Tangan Meriah
Jokowi yang mengenakan jas hitam dan dasi merah itu menggunakan bahasa Indonesia dan membaca teks tertulis yang diletakkan di meja podium.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo membuka acara konferensi parlemen Asia-Afrika, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Dalam kesempatan itu, sebelum memukul gong tanda forum internasional tersebut dimulai, Jokowi sempat berpidato selama sekitar sepuluh menit menyinggung soal kesejahteraan, soliditas dan stabilitas hasil Konferensi Asia Afrika (KAA).
Jokowi yang mengenakan jas hitam dan dasi merah itu menggunakan bahasa Indonesia dan membaca teks tertulis yang diletakkan di meja podium.
"Atas nama rakyat Indonesia, saya ucapkan selamat datang di Jakarta, Indonesia. Negara dengan penduduk muslim terbesar di muka bumi, dan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia," kata Jokowi membuka pidatonya.
Jokowi sempat beberapa kali berhenti saat berkata. Dirinya juga terlalu fokus dengan teks yang dibacanya.
"Saya menyambut gembira dan sangat menghargai inisiatif DPR mengadakan Konferensi Parlemen Asia-Afrika, perlu saya sampaikan dua hari yang lalu saya telah membuka World Ecnomic Forum, kemarin membuka KAA, hari ini saya buka Konferensi Parlemen Asia-Afrika. Dengan demikian dalam seminggu ini rakyat Indonesia mendapat penghargaan karena jadi tuan rumah kegiatan tingkat dunia," kata Jokowi.
Sementara itu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan bahasa Inggris saat menjadi keynote speaker dihadapan perwakilan anggota parlemen negara sahabat dalam Konfrensi Parlemen Asia-Afrika.
Chair of Global Green Growth Institute ini berpidato mengenang ketika dirinya menjadi Presiden dan menyelenggarakan peringatan KAA ke 50.
Dia pun mengapresiasi, setelah 10 tahun berjalan, perekonomian di Asia-Afrika sudah berkembang.
"Kami berharap Asia Afrika bebas kemiskinan. Karena, Asia itu pusat ekonomi, ada Tiongkok dan Jepang. Dan Afrika akan jadi pusat ekonomi juga, Rwanda," kata SBY.
Dirinya mengatakan ada tiga isu pertama yang harus dibahas dalam konfrensi kali ini.
Yaitu, kemiskinan, pembangunan dan kekuatan internasional.
"Ini salah satu tantangan asia-afrika, terutama kerjasama selatan-selatan. Sekarang kita lebih mudah dibanding 60 tahun, kita lebih punya banyak sumber daya alam, yang bisa dibagi merata antara kita," kata SBY.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.