Pengajar PTIK: Novel Baswedan Sosok Pendiam
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan adalah sosok pendiam saat menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan adalah sosok pendiam saat menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Hal itu diungkapkan pengajar PTIK, Umar Husin.
"Kalau saya lihat dia (Novel Baswedan, red) orangnya pendiam. Orangnya enggak neko-neko," kata Umar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/5/2015).
Umar menuturkan, dirinya mengajar Novel tujuh tahun lalu. Prestasi Novel saat menjalani pendidikan di PTIK tidak buruk dan cukup setara dengan teman-temannya yang menjalani pendidikan yang sama.
"Kalau prestasinya dia di PTIK sama dengan yang lainnya," tuturnya.
Nama Novel mulai dikenal publik saat akan ditangkap 5 Oktober 2012 di mana situasi Polri dan KPK sedang memanas karena penanganan kasus korupsi simolator SIM yang melibatkan mantan Kakorlantas Polri Irjen Polisi Djoko Susilo.
Upaya anggota Polri yang mendatangi Gedung KPK untuk menciduk Novel tidak berhasil karena sejumlah penggiat antikorupsi dari kelompok masyarakat sipil mendesak kepolisian tidak melakukan kriminalisasi terhadap KPK.
Nama Novel kembali mencuat ke publik saat Bareskrim Polri menangkapnya di rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (1/5/2015). Penangkapan dilakukan kepolisian karena Novel dianggap tidak mengindahkan panggilan penyidik.
Bareskrim menyangka Novel dalam kasus penganiayaan terhadap pencuri sarang burung walet di Bengkulu pada 2004 silam. Saat itu Novel menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Bengkulu. Karena dianiaya, ada pencuri burung walet yang meninggal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.