KGPHPA Tedjowulan Bicara Polemik Keraton Ngayogyakarta
Polemik Keraton Ngayogyakarta terjadi setelah Hamengku Bawono X mengeluarkan sabda Raja dan mendapat penolakan dari adik-adiknya.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada sambutannya dalam peluncuran buku "Kasunanan Solo", Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung (KGPHPA) Tedjowulan mengomentari polemik yang sedang dialami oleh Keraton Ngayogyakarta Hadinigrat.
"Ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuan pengganti pemimpin Keraton, yaitu spiritual, sejarah, dan religiusitas. Akan terjadi kegalauan jika tiga hal tersebut tidak dipertimbangkan" ujar KGPHPA Tedjowulan.
Dalam acara yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan, Anies Baswedan, dan beberapa tokoh politik dari Koalisi Merah Putih (KMP) itu, Tedjowulan juga hadir sebagai ketua Forum Komunikasi Keraton Nusantara yang ditunjuk Presiden Joko Widodo.
"Sebagai Ketua Forum Komunikasi Keraton Nusantara, saya berharap Pemerintah berperan dalam penyelesaian permasalah internal yang dialami oleh Keraton-Keraton di Indonesia. Jika tidak Keraton di Indonesia bisa habis" tambah Tedjowulan.
Polemik Keraton Ngayogyakarta terjadi setelah Hamengku Bawono X mengeluarkan sabda Raja dan mendapat penolakan dari adik-adiknya.