Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

DPR: Kebebasan Wartawan Asing di Papua Jangan Sampai Ditunggangi Operasi Intelijen

"DPR mendorong agar kebebasan itu diiringi dengan pengawasan untuk mencegah timbulnya kegiatan yang di luar kepentingan jurnalisme,"

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
zoom-in DPR: Kebebasan Wartawan Asing di Papua Jangan Sampai Ditunggangi Operasi Intelijen
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) bersama Ketua DPR Setya Novanto (ketiga kiri) berfoto bersama delegasi sejumlah negara usai membuka Konferensi Parlemen Asia Afrika di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/4/2015). Konferensi tersebut dihadiri perwakilan dari 36 negara yang diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebebasan wartawan asing meliput Papua yang diberikan pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla sangat diapresiasi, namun tetap harus diantisipasi kedatangan mereka ditunggangi operasi intelijen.

"DPR mendorong agar kebebasan itu diiringi dengan pengawasan untuk mencegah timbulnya kegiatan yang di luar kepentingan jurnalisme," ujar Ketua DPR Setya Novanto dalam pidato Pembukaan Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2014-2015 di DPR, Jakarta, Senin (18/5/2015).

Hal positif dibukanya akses luas bagi wartawan asing meliput di Papua sekaligus memberikan informasi luar bagaimana kondisi Papua. Apalagi selama ini Papua mengalami kemajuan demokrasi.

"Tetapi kita hanya perlu berhati-hati terhadap mereka yang seringkali tidak punya itikad baik kepada kita," kata Novanto. Dalam pembukaan masa sidang kali ini sebanyak 276 dari 555 ‎anggota absen.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas