Sekarang Ini Banyak yang Menyebut Dirinya Negarawan tapi Perilaku Politiknya Tidak Sesuai
Dulu rakyat Indonesia menghadapi bangsa asing yang menjadi penjajah, sedangkan kini penjajah itu adalah orang atau kelompok dengan kepentingan sempit
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya, Lely Arrianie menyatakan, peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2015 yang jatuh Rabu (20/5/2015) hari ini, semestinya dapat menjadi momentum bagi segenap elemen bangsa untuk melakukan konsolidasi nasional.
"Seharusnya peringatan Hari Kebangkitan Nasional dapat menjadi momentum konsolidasi nasional, bagi mereka tokoh yang mengaku dirinya seorang negarawan," kata Lely saat dihubungi di Jakarta, Selasa (19/5/2015) malam.
Lely mengingatkan, konteks Hari Kebangkitan Nasional di era penjajahan berbeda dengan masa kini. Dulu rakyat Indonesia menghadapi bangsa asing yang menjadi penjajah, sedangkan kini penjajah itu adalah orang atau kelompok dengan kepentingan politik yang sempit.
"Penjajah itu kini adalah jiwa-jiwa yang terbelenggu oleh kepentingan politik individu dan kelompok yang sempit, sehingga apapun yang dilakukan seringkali tidak mencerminkan bersatunya pikiran dan tindakan dalam berbangsa," ujarnya.
Lely memandang saat ini tidak sedikit tokoh yang menyebut dirinya anak bangsa, bahkan latah menyebut dirinya negarawan, tapi sikap dan perilaku politiknya tidak mencerminkan hal tersebut.
Tokoh-tokoh itu menurut dia, patut mengambil momentum Hari Kebangkitan Nasional ini sebagai pembuktian kenegarawanannya.