Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Kelahiran Pancasila, Tantangan Masyarakat Hadapi Gerakan Anti Nasionalis

Lukman Edy menilai internalisasi nilai-nilai kebangsaan terutama Pancasila menjadi hal yang mendesak dilakukan oleh negara secara massif.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Hari Kelahiran Pancasila, Tantangan Masyarakat Hadapi Gerakan Anti Nasionalis
Tribunnews.com/Ferdinand Waskita
Lukman Edi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bangsa Indonesia memperingati hari lahirnya Pancasila setiap tangggal 1 Juni. Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy menilai internalisasi nilai-nilai kebangsaan terutama Pancasila menjadi hal yang mendesak dilakukan oleh negara secara massif.

"Kekuatan anti Pancasila dan kebhinekaan terus berkembang, bahkan mulai berani menampakkan diri. Tantangan kita bukan lagi seperti menghadapi NII atau seperti menghadapi PKI yang bisa berhadapan langsung secara nyata, tetapi yang bangsa ini hadapi hari ini adalah gerakan anti nasionalis," kata Lukman melalui pesan singkat, Senin (1/6/2015).

Gerakan anti nasionalis itu memanfaatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah, negara dan lembaga negara. Kondisi ini destruktif terhadap keutuhan bangsa, yang pada akhirnya kontra produktif terhadap NKRI.

"Tantangan kesaktian Pancasila pada kelahiran Pancasila 1 Juni tahun ini adalah tantangan bagi penyelenggara negara agar bisa menjadi tauladan bagi segenap bangsa. Kalau tauladan bangsa dirusak oleh penyelenggara negara maka berat bagi kita untuk menegakkan pilar bangsa, yaitu Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika," ujar Politisi PKB itu.

Menurutnya, masyarakat menunggu ketauladanan penyelenggaraan negara seperti tidak korupsi, berperilaku negarawan, membela dan menolong rakyat, tidak selingkuh, lembaga demokrasi yang baik dan jujur, pengadilan yang adil, polisi tegas menegakkan hukum, dan pemerintah serius mensejahterakan rakyat.

"Inilah makna peringatan 1 Juni hari kelahiran Pancasila di tahun 2015 ini," katanya.

Jika ketauladanan ditunjukkan dalam penyelenggaraan negara, kata Lukman, maka tugas internalisasi nilai kebangsaan melalui lembaga pendidikan atau melalui lembaga negara lainnya akan mudah diserap oleh masyarakat. Lukman mengungkapkan sosialisasi 4 pilar Kebangsaan oleh MPR juga akan mudah mendapat respon positif dari masyarakat luas.

"Tetapi kebalikannya kalau ketauladanan tidak ditunjukkan oleh penyelenggara negara, maka 4 pilar akan menjadi buih diatas ombak, mudah luntur dan cair ketika ada paham lain yang masuk," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas