Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Megawati Ingin Buat Film Peristiwa 27 Juli 1996

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berkeinginan memproduksi film seputar peristiwa 27 Juli 1996.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sugiyarto
zoom-in Megawati Ingin Buat Film Peristiwa 27 Juli 1996
TRIBUN/DANY PERMANA
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (dua kiri) didampingi Menko PMK Puan Maharani (tengah), Mendagri Tjahjo Kumolo (dua kanan), dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) menekan tombol peresmian gedung baru DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta pusat, Senin (1/6/2015). Gedung yang menjadi saksi bisu peristiwa berdarah 27 Juli tersebut dibangun dengan menghabiskan dana Rp 42,6 miliar. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berkeinginan memproduksi film seputar peristiwa 27 Juli 1996.

Peristiwa yang biasa dikenal dengan 'Kudatuli' itu dinilai bersejarah bagi perjalanan demokrasi serta PDI Perjuangan.

‎"Suatu saat dibuat film, kita filmkan peristiwa ini, karena sangat menggugah sebenarnya rasa perikemanusiaan kita," kata Megawati dalam pidato peresmian kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (1/6/2015).

Megawati mengaku sudah berbicara dengan putranya Prananda Prabowo terkait film tersebut. Prananda menjabat sebagai Ketua DPP PDIP Bidang ekonomi kreatif.

Ia juga meminta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk mencari dokumen yang tersisa terkait peritiwa tersebut.

"Siapa saja mereka yang mungkin punya foto yang bisa diberikan pada DPP partai untuk nantinya bisa jadi arsip, dokumentasi kalau kita ingin buat film tersebut. Pada saat itu, arsip kita habis, enggak tersisa," ujar Presiden ke-5 RI itu.

Berita Rekomendasi

Megawati menuturkan dalam peristiwa itu kantor PDI mengalami kerusakan parah. Data yang dimiliki diruangannya hilang tak berbekas.

Bahkan pendukungnya banyak yang mengalami luka-luka karena serangan sekelompok orang tersebut.

"Banyak korban, anak-anak kita, yang mungkin sampai saat ini belum ditemukan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas