Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penghentian Dirut Bulog tak Selesaikan Masalah

Pergantian Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat oleh Menteri BUMN) dinilai tidak akan memberikan dampak

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Penghentian Dirut Bulog tak Selesaikan Masalah
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Buruh angkut memindahkan karung beras ke truk yang akan mendistribusikan beras dari Gudang Divre Bulog DKI Jakarta-Banten di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (15/12/2014). Stok beras di seluruh gudang Bulog se-Indonesia saat ini mencapai 1,7 juta ton yang dapat mencukupi kebutuhan selama 7 bulan. Bulog juga berencana melakukan operasi pasar khusus dengan sasaran 15,5 juta rumah tangga berpendapatan rendah selama bulan Desember 2014 untuk menjaga stabilitas harga. KOMPAS/IWAN SETIYAWAN 

TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Pergantian Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perusahaan pelat merah tersebut.

Anggota Komisi IV DPR Firman Subagyo menilai, masalah yang ada di dalam Bulog tersebut berasal dari sistem. "Persoalan masalah pangan itu tidak tergantung pada direksi Bulog, tapi tergantung pasa sistem dan pengendalian pangan," kata Firman, Minggu (7/6/2015).

Menurut Firman, pergantian Direksi di Bulog tidak akan mempengaruhi kinerja selama tata niaga persoalan pangan tidak dikendalikan. Dia mencontohkan, untuk beras yang diserahkan kepada mekanisme pasar, hal itulah yang menjadi kendala Bulog.

Dengan diserahkan ke mekanisme pasar maka pengendalinya adalah para pedagang dan importir swasta. Padahal, ruang gerak Bulog sendiri terbatas dari sisi pendanaan. Bulog hanya mampu membeli beras sesuai dengan HPP yang ditetapkan pemerintah. Sebagai Perum, Bulog harus tetap untung.

Apalagi, adanya pernyataan pemerintah yang tidak akan melakukan impor, tentu saja kondisi ini membuat para pedagang berlomba untuk membeli beras petani diatas harga pasaran. "Pada saat mendekati Ramadhan seperti saat ini, mereka lepas sedikit-sedikit," kata Firman.

Firman sendiri bilang, terlalu dini bagi Direktur Utama Bulog dicopot dari jabatannya untuk persoalan kinerja perusahaan. Pasalnya, lima bulan merupakan waktu yang pendek untuk melakukan program kegiatan.

Agar para pedagang tersebut tidak bermain-main dalam penjualan beras, Firman mengharap Bulog dikembalikan fungsinya seperti dahulu yang memiliki otoritas menjaga stabilitas pangan. "Beras jangan diarahkan ke mekanisme pasar. Untuk eceran ada harga tertinggi dan terendah, sehingga pedagang tidak bisa bermain," kata Firman.(KONTAN/Handoyo)

Berita Rekomendasi
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas