Ayah Angkat Angeline Ternyata Seorang Bos Tambang Minyak Bumi dan Gas Asal AS
Nama Douglas, pria asal Amerika Serikat diungkap seorang perempuan bernama Laura Scarborough
Penulis: Domu D. Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok pria bule, ayah asuh Angeline, yang disebut-sebut mewariskan harta miliaran, dan mulai terkuak.
Namanya Douglas B Scarborough ia adalah mantan pembesar pada sejumlah perusahaan tambang minyak dan gas bumi (migas). Dia juga dikenal sebagai ahli perminyakan.
Nama Douglas, pria asal Amerika Serikat diungkap seorang perempuan bernama Laura Scarborough.
Laura menyebut, keberadaan Angeline berikut polemik kematian gadis cilik usia 8 tahun tersebut tidak terkait dengan Douglas.
“Tulisan mengenai kematian tragis Angeline di Bali, Mei 2015, tidak terkait dengan situs ini. Douglas tidak pernah mengadopsi Angeline. Dia hanya memiliki tiga anak perempuan Sarah, Christina, dan saya sendiri,” tulis Laura Scarborough pada sebuah situs ourmemoryof.com.
Terkait dengan Angeline, Laura menyebut nama ibu asuh Angeline, Margreit Christina Megawe adalah Margareth.
“Christina adalah putri dari Margareth dan Douglas. Margareth mengadopsi Angeline sendiri, dan sebagaimana laporan kepolisian menunjukkan, pembantu rumah tangganya Agustinus Tai Hamdamai (Agus) bertindak sendirian dalam kejahatan menghebohkan menghilangkan nyawa Angeline," tulis Laura.
Laura mengaku sebagai anak tertua Douglas.
Dia membuat situs Douglas pada ourmemoryof.com sebagai kenangan kepada ayahnya yang meninggal 17 September 2008 pukul 09.17 akibat serangan jantung di Singapura.
“Saya telah membuat situs ini untuk memberikan penghormatan kepada ayah saya. Harap membantu saya, berikan kontribusi konten dan ucapan belasungkawa untuk mengenalinya. Terima kasih kepada semua orang yang telah berbagi! Ini sangat berarti,”tulis Laura.
Berdasarkan penelusuran Tribun Laura mulai mengunggah pesan mengenai kematian Douglas pada 23 September 2008, enam hari setelah ayahnya meninggal.
Laura menggambarkan Douglas sebagai orang penting di bidang tambang minyak dan gas bumi.
Dia memiliki banyak keahlian dan jabatan. Douglas juga tercatat sebagai penulis buku berjudul 'The Genesis Hypothesis' yang terbit April 1998
“Douglas Scarborough = explorationist (penambang), direktur, konsultan, pemikir, bapak, suami, kakek, ahli fisika, penulis, penemu, teman, rekan, dan banyak hal lainnya,” tulis Laura.
Douglas lahir di Galveston, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat pada 26 Februari 1945.
Ia anak bungsu dari lima bersaudara. Dia meninggal di Singapura 17 September 2008 pukul 09:17 Wita karena komplikasi dari serangan jantung.
“Dia begitu dicintai di seluruh dunia. Sebagian besar hidupnya bekerja dihabiskan di Indonesia, bekerja pada sistem seismik dan eksplorasi minyak. Selain kehebatannya dalam mengembangkan teknologi baru dan ide-ide, ia memberikan waktunya untuk membantu, dan mendukung tanpa pamrih untuk banyak kawan-kawannya, keluarga, dan rekan," tulis Laura.
Menurut informasi yang diperoleh Tribun dari sumber di Denpasar, Bali, Douglas pernah bekerja di beberapa perusahaan besar multinasional di bidang tambang minyak yang beroperasi di Kalimantan Timur dan daerah lain di Indonesia.
Menanggapi berita duka yang diunggah Laura mengenai kematian Douglas, tujuh tahun silam, banyak rekan mendiang memberi komentar.
Misalnya praktisi perminyakan dari Rusia, Igor Tishchenko.
“Saya pribadi dan semua tim Rusia, berduka cita atas meninggalnya Pak Douglas. Kami mengcapkan belasungkawa yang besar untuk semua staf dari PT SVI (PT Sistim Vibro Indonesia), dan kerabat, untuk putrinya - Christina, Laura, Sarah dan istri-istrinya - Ilse dan Telly,” Telly nama alias Margreit Ch Megawe.
Margreit juga memiliki putri bernama Yvonne Caroline Megawe.
“Pak Douglas benar-benar orang yang baik, manajer sangat kreatif, ahli geofisika dan sahabat yang baik. Kami kesenangan dapat bekerja sama di Indonesia dan membesarkan perusahaan bersama Douglas selama 10 tahun terakhir,” tulis Igor Tishchenko.
Hannes Schumann mengaku sudah bertahun-tahun mengenal Douglas.
“Saya telah berada di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Saya sudah kenal Doug selama bertahun-tahun. Dia adalah teman baik, jujur, pikirannya tidak selalu mudah dicerna tetapi selalu menarik dan pemikirannya asli,”tulis Hannes.
Rekan lainnya Jean-Pierre Franger menuturkan perkenalannya sekitar lima tahun sebelum Douglas meninggal.
“Saya bertemu Douglas hampir 5 tahun lalu, pertama sebagai rekan di MEDCO. Dia merupakan teman dengan pribadi yang sangat baik Saya memiliki begitu banyak hal baik tentang dirinya, kalau saya sampaikan, ruang ini tidak akan cukup untuk itu. Jadi saya hanya akan kembali memanggil bunga yang luar biasa dalam membantu orang, sehingga benar-benar dan penuh kasih sayang. Semoga sahabat baikku istirahat dengan tenang.”tulisnya.