Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI Ingatkan Malaysia Agar Pesawat Tempurnya Jangan Lagi Lewat Ambalat

"Pasti nanti (pemerintah Malaysia) akan diingatkan," ujar Moeldoko.

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Panglima TNI Ingatkan Malaysia Agar Pesawat Tempurnya Jangan Lagi Lewat Ambalat
WARTA KOTA/ALEX SUBAN
Dua pesawat F-16 Fighting Falcon TNI AU mendarat di Lanud Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (11/6/2015). Dua pesawat itu dan dua pesawat Sukhoi melakukan patroli udara di kawasan Blok Ambalat, yang masih menjadi sengketa antara RI dan Malaysia. Patroli ini merupakan bagian dari Operasi Perisai Sakti 2015. WARTA KOTA/ALEX SUBAN 

Penetrasi pesawat asing memasuki wilayah udara Ambalat terpantau Satuan Radar 225 Kosek II, Kohanudnas di Tarakan. Menurut Komandan Satuan Radar Mayor Lek M Suarna, penetrasi seringkali dilakukan pesawat Malaysia. Sebanyak sembilan kali pesawat militer negeri jiran itu lepas landas dari Tawau dan memasuki wilayah Indonesia di atas perairan Ambalat.

Ternyata, pesawat itu bisa leluasa memasuki batas wilayah Indonesia dan mengudara hingga 30 menit di atas perairan Nusantara. Mereka sudah menghitung, bila pesawat TNI AU akan mencegat, setidaknya butuh waktu satu jam lebih untuk samapi Ambalat.

Untuk menangkal berbagai pelanggaran wilayah itu, dilaksanakan operasi militer gabungan dengan sandi Perisai Sakti 2015. Operasi ini dilakukan TNI AU dan TNI AL, berupa penyiagaan pesawat tempur F-16, Sukhoi, T50i Golden Eagle, Super Tucano, serta kapal perang di perairan Ambalat.

Menurut pengamatan Warta Kota, tiga pesawat tempur F-16 sudah disiagakan untuk patroli dan mencegat pesawat asing pelanggar batas. Pesawat Hercules juga disiapkan untuk menerjunkan pasukan. Rabu malam, sepasukan anggota Kopassus diterjunkan melalui udara untuk melakukan operasi darat di perbatasan Kalimantan Utara.

Dalam keterangannya kepada wartawan, Danlanud Tarakan Letkol Pnb Tiopan Hutapea mengeluhkan sulitnya mencegat pesawat nakal yang memasuki Indonesia tanpa izin. Pasalnya pesawat tempur yang bersiaga, jauh dari Tarakan, karena selama ini berada di Makassar, Sulawesi Selatan.

Setelah adanya infiltrasi pesawat asing itu, Danlanud meminta pesawat tempur disiagakan di Tarakan. Sehingga tak ada penyusup yang memasuki wilayah Ambalat. Setelah pesawat tempur ditarik kembali, penyusupan pesawat asing terjadi lagi. Idealnya ditempatkan minimal satu skuadron penyergap di Lanud Tarakan.

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas