Effendi Berharap Bareskrim Jadikan Kasus TPPI Pintu Bongkar Mafia Migas
Jadi dengan momentum Bareskrim yang telah memulai penyelidikan dengan temuan kasus penjualan kondesat bagian negara oleh SKK Migas ke PT TPPI
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Effendi Simbolon mengatakan penyelidikan kasus penjualan kondesat bagian negara oleh SKK Migas kepada TPPI oleh Bareskrim Polri harus dijadikan momentum untuk membongkar praktek mafia migas dan sepak terjangnya.
“Jadi dengan momentum Bareskrim yang telah memulai penyelidikan dengan temuan kasus penjualan kondesat bagian negara oleh SKK Migas ke PT TPPI, bisa dimanfaatkan untuk menelurusi sepak terjang mafia migas juga di bidang lainnya. Masyarakat sudah lama berharap agar ada keberanian untuk membongkar kasus ini,” ujar mantan Anggota Komisi VII DPR RI, Effendi di Gedung DPR Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Effendi Simbolon yang kini duduk di komisi I mengatakan sebenarnya sudah banyak pengaduan masyarakat maupun informasi-informasi lainnya terkait keberadaan mafia migas.
“Saya tidak ingin memulai dengan memberi kesana bahwa KPK selama ini tidak menelisik, dan Polri lebih atensi terhadap kasus ini.Tapi memang harus diakui dengan belum terbongkarnya kasus ini menunjukkan betapa hebatnya kedudukan dan posisi para migas yang ada di Indonesia. Sehingga memang diakui sulit untuk memulai darimana,” ujarnya.
Effendi Simbolon mengingatkan aparat penegak hukum untuk tidak terlena dengan pembekuan PT Petral yang dianggap sebagai sarang mafia migas.
Pembekuan Petral diingatkan belum menyelesaikan masalah karena sangat banyak indikasi penyimpangan yang terjadi di Petral. Orang-orang yang terlibat di Petral kini sudah pindah ke ISC.
“Kasus-kasus di Petral harus dibongkar karena indikasi korupsinya sangat kuat, apalagi orang-orang Petral hanya tukar baju pindah ke ISC. Jangan sampai orang-orang yang korup bisa bebas, apalagi sampai ikut lagi di ISC. Kita tidak ingin seolah-olah dengan dibekukannya Petral kasus korupsi dan mafia migas ini dianggap selesai karena ini pada kenyataannya belum selesai sama sekali,” katanya.
Effendi Simbolon mengingatkan bahwa upaya pemberantasan mafia migas bukan pekerjaan mudah karena memang mafia migas ini berlindung dibalik kekuasaan. Tanpa dilindungi oleh kekuasaan maka akan sulit mafia ini bisa kuat seperti saat ini.
Oleh karena itu dirinyapun meminta Presiden Jokowi menunjukkan atensi dan komitmennya menuntaskan mafia migas.
“Kita lihat kok mereka bergerak bertahun-tahun yah karena dilindungi kekuasaan. Saatnya Jokowi sebagai presiden yang diharapkan menunjukkan atensi dan komitmennya menuntaskan mafia migas,” katanya.