TNI AL Pakai Kapal Perang Buru Perompak Kapal Tanker
Selain mengerahkan enam kapal dan satu pesawat, menurut Manahan, TNI AL akan menghidupkan jaringan-jaringan di darat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI Angkatan Laut mengerahkan enam kapal dan satu pesawat di perairan Selat Malaka dan Laut Natuna untuk memburu sekelompok perompak yang membajak sebuah kapal tanker.
Pengerahan kapal-kapal patroli dan korvet itu dilakukan setelah TNI AL menerima informasi dari Angkatan Laut Malaysia bahwa terdapat delapan orang asal Indonesia yang membajak kapal Orkim Harmony di Laut Cina Selatan.
“Mereka (AL Malaysia) mengatakan tampaknya yang merompak adalah orang-orang Indonesia. Namun, kami belum bertemu orang-orang tersebut. Sekarang masih tahap pencarian,” kata juru bicara TNI AL, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir, kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan.
Selain mengerahkan enam kapal dan satu pesawat, menurut Manahan, TNI AL akan menghidupkan jaringan-jaringan di darat.
“Ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan mereka kabur ke salah satu pulau terdekat,” ujarnya.
Pistol dan parang
AL Malaysia mengatakan kedelapan perompak tersebut bersenjatakan pistol dan parang saat menyekap 22 awak kapal Orkim Harmony.
Namun, para perompak itu telah kabur menggunakan sekoci pada Kamis malam (18/06) waktu setempat.
Dalam pernyataannya, Kepala Staf AL Malaysia Tan Sri Abdul Aziz Jaafar menuturkan perompak berbicara dalam bahasa Melayu dengan aksen Indonesia. Mereka sempat mengubah nama menjadi Kim Harmon untuk mengelabui aparat.
Menurut Direktur Jenderal Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA), Datuk Ahmad Puzi Abdul Kahar kasus ini bukan pembajakan tapi perampokan karena pembajak ingin menguasai kargo yang diangkut kapal.
Dalam kicauan di akun Twitter, Tan Sri Abdul Aziz Jaafar menulis ke-22 awak tidak ada yang tewas, kecuali seorang juru masak asal Indonesia yang mengalami cedera paha akibat tembakan para perompak.
Menurut Direktur Jenderal Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA), Datuk Ahmad Puzi Abdul Kahar kasus ini bukan pembajakan namun sebagai perampokan sebab pelaku tidak mengajukan tuntutan tebusan tetapi ingin menguasai kargo yang diangkut kapal.
Kapal mengangkut 6.000 ton minyak RON95 dan 22 anak buah kapal yang terdiri dari 16 warga Malaysia, lima warga Indonesia dan seorang warga Myanmar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.