Suaminya Sempat Hubungi via BBM untuk Pamit Tidur
Dewi Wulandari, mengaku bahwa suaminya masih sempat menghubunginya via Blackberry Messenger (BBM) untuk pamit tidur
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Istri Lettu Pnb Pandu Setiawan, Kopilot 1 pesawat Hercules C-130, Dewi Wulandari, mengaku bahwa suaminya masih sempat menghubunginya via Blackberry Messenger (BBM) untuk pamit tidur, Senin (29/6/2015) malam.
Namun, setelah itu, Dewi tidak bisa menghubunginya lagi sampai dia menonton berita bahwa nama suaminya masuk dalam manifes kru pesawat Hercules dengan nomor penerbangan A-1310 yang jatuh di kawasan permukiman di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6/2015).
"Mas bilang, 'Bunda, Mas tidur dulu ya'," ujar Dewi mengulang kata-kata Pandu melalui BBM.
Dewi menambahkan, setelah mengucapkan hal itu, dia tidak lagi berkomunikasi dengan suaminya.
Padahal, lanjut Dewi, suami yang baru dinikahinya dua bulan lalu itu biasanya akan langsung menelepon.
"Biasanya telepon, tapi kok tidak telepon," ungkapnya.
Sementara itu, Dewi mengatakan, dia terakhir kali bertemu dengan suaminya pada awal bulan puasa tahun ini.
"Awal puasa, Jumat, Sabtu, terakhir Minggu itu saya masih bertemu," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, pesawat ini jatuh di kawasan permukiman di Jalan Jamin Ginting, Medan, menghantam dua ruko dan sebuah mobil.
Kepala Dinas TNI AU Marsma Dwi Badarmanto mengatakan, pesawat Hercules jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa, saat akan mengantar logistik untuk beberapa pangkalan udara TNI Angkatan Udara, seperti ke Lanud Halim Perdanakusuma, Pekanbaru, Dumai, Medan, Tanjung Pinang, Ranai, dan Pontianak.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Fuad Basya menyebutkan, pesawat itu jatuh sekitar lima kilometer dari Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Soewondo. Ketika itu, pesawat akan berangkat menuju Tanjung Pinang dan mengangkut logistik.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Helfi Assegaf menyampaikan bahwa pesawat Hercules TNI AU jenis C-130 diperkirakan membawa 50 penumpang, termasuk para kru.(Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)