Jenderal Gatot Nurmantyo Berkomitmen Untuk Beli Pesawat Baru
Calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berkomitmen pengadaan pesawat udara dengan melakukan pembelian baru
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berkomitmen pengadaan pesawat udara dengan melakukan pembelian baru. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan untuk membeli pesawat baru hampir sama dengan hibah dari negara lain.
"Untuk pesawat udara itu beda dengan darat, kalau darat mogok diperbaiki ditempat itu juga, kalau pesawat mogok ya hancur seperti kemarin itu," kata Gatot di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (1/7/2015) malam.
Mengenai Hercules, Gatot mengatakan hal itu harus dilihat apakah pesawat tersebut masih layak terbang atau tidak. Pesawat Hercules buatan tahun 1964 masih digunakan oleh Singapura, Filipina dan Bangladesh. Ia mengatakan pesawat Hercules diperiksa setiap penggunaan selama 50 jam. Kemudian pengecekan setelah tiga tahun dan enam tahun.
Pesawat Hercules yang masih beroperasional sebanyak 12 unit buatan tahun 1964. Kemudian 12 unit tahun 1975 keatas. "Kalau itu diberhentikan semuanya sekaligus terus mau pakai apa nanti. Yang saya maksud pesawat itu dilihat kelaikan terbangnya. jadi kalau sudah diperintahkan boleh terbang secara teknisi pasti sudah laik terbangg, kalau tidak layak terbang tidak mungkin Angkatan Udara membolehkan dia layak terbang," kata Jenderal Bintang Empat itu.
Mengenai adanya warga sipil dalam pesawat Hercules yang jatuh di Medan, Sumatera Utara, Gatot memberikan penjelasan. Hercules adalah pesawat angkut yang dapat mengangkut warga sipil dalam keadaan tertentu seperti bencana.
"Bisa dalam kondisi tertentu tetapi pesawat Hercules bukan angkutan umum dengan cara komersil. mengangkut rakyat sipil boleh ada kegiatan bencana alam kegiatan lainnya bisa dengan aturan dengan perintah jelas tetapi untuk komersil ada pesawat komersil, TNI bukan untuk komersil," ungkapnya.