Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti LIPI: Ke Mana Nawacita Jokowi?

Bahkan Presiden pun jarang sekali menyebut masalah Nawacita.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Peneliti LIPI: Ke Mana Nawacita Jokowi?
KOMPAS.com/Sabrina Asril
Presiden Joko Widodo saat mengantri bakso saat buka bersama anak yatim di Istana Negara, Kamis (18/6/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menyebut kepemimpinan Presiden Joko Widodo antiklimaks sebab tidak bisa menjawab harapan masyarakat yang begitu tinggi.

"Jujur saya katakan, pak Jokowi belum memunculkan sosok kepemimpinannya secara utuh," kata Siti Zuhro dalam diskusi "Siapa Menteri Yang Akan di- Reshuffle," di restoran Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (5/7/2015).

Catatan buruk Presiden yang disinggung Siti adalah penunjukan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Pemilihan tersebut menuai banyak protes karena Budi dituduh memiliki rekening gendut. Belakangan Presiden merevisi pilihannya dengan menujuk Komjen Pol Badrodin Haiti. Setelah Badrodin dilantik sebagai Kapolri, Budi diam-diam dilantik sebagai wakilnya.

"Dampaknya luar biasa. Kita sudah sadar negara ini sangat kurang pendekatan hukumnya, (justru) kita disuguhkan konflik seperti itu, kita limbung," ujarnya.

Selain itu Presiden juga mengambil kebijakan yang tidak menguntungkan masyarakat, yang membuat harga bahan-bahan pokok melonjak. Kebijakan tersebut antara lain adalah pencabutan subsidi BBM.

Siti juga menyebut gagasan Nawacita yang digembar-gemborkan Presiden sejak masa kampanye juga tidak terasa. Bahkan Presiden pun jarang sekali menyebut masalah Nawacita.

"Ke mana Nawacita ?" tanya Siti.

Berita Rekomendasi

Jika Presiden kembali menyebut Nawacita, menurutnya, akan sangat bermanfaat bagi masyarakat bila hal itu dilakukan. Ia membayangkan bila Presiden menyebut Nawacita, efeknya terhadap masyarakat akan sama seperti yang diterima masyarakat saat mendengar Presiden Barack Obama di menyebut Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika. Obama menyebut dua konsep sakral itu saat berpidato di Unviersitas Indonesia, November 2010 lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas