Peneliti LIPI: Ke Mana Nawacita Jokowi?
Bahkan Presiden pun jarang sekali menyebut masalah Nawacita.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menyebut kepemimpinan Presiden Joko Widodo antiklimaks sebab tidak bisa menjawab harapan masyarakat yang begitu tinggi.
"Jujur saya katakan, pak Jokowi belum memunculkan sosok kepemimpinannya secara utuh," kata Siti Zuhro dalam diskusi "Siapa Menteri Yang Akan di- Reshuffle," di restoran Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (5/7/2015).
Catatan buruk Presiden yang disinggung Siti adalah penunjukan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Pemilihan tersebut menuai banyak protes karena Budi dituduh memiliki rekening gendut. Belakangan Presiden merevisi pilihannya dengan menujuk Komjen Pol Badrodin Haiti. Setelah Badrodin dilantik sebagai Kapolri, Budi diam-diam dilantik sebagai wakilnya.
"Dampaknya luar biasa. Kita sudah sadar negara ini sangat kurang pendekatan hukumnya, (justru) kita disuguhkan konflik seperti itu, kita limbung," ujarnya.
Selain itu Presiden juga mengambil kebijakan yang tidak menguntungkan masyarakat, yang membuat harga bahan-bahan pokok melonjak. Kebijakan tersebut antara lain adalah pencabutan subsidi BBM.
Siti juga menyebut gagasan Nawacita yang digembar-gemborkan Presiden sejak masa kampanye juga tidak terasa. Bahkan Presiden pun jarang sekali menyebut masalah Nawacita.
"Ke mana Nawacita ?" tanya Siti.
Jika Presiden kembali menyebut Nawacita, menurutnya, akan sangat bermanfaat bagi masyarakat bila hal itu dilakukan. Ia membayangkan bila Presiden menyebut Nawacita, efeknya terhadap masyarakat akan sama seperti yang diterima masyarakat saat mendengar Presiden Barack Obama di menyebut Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika. Obama menyebut dua konsep sakral itu saat berpidato di Unviersitas Indonesia, November 2010 lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.