Porter Stasiun Pasar Senen Mengeluh Sedikit Penumpang Gunakan Jasanya
Sistem boarding yang diberlakukan PT KAI membuat penumpang tertib memasuki peron stasiun, tapi tidak menguntungkan porter.
Penulis: Valdy Arief
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sistem boarding yang diberlakukan PT KAI membuat penumpang tertib memasuki peron stasiun, tapi tidak menguntungkan porter atau pengangkut barang di Stasiun Pasar Senen.
Muhammad Khairun (48), porter di Stasiun Pasar Senen berujar kini penumpang yang mengunakan jasanya sudah berkurang, tidak seperti sebelum sistem boarding diberlakukan.
"Sekarang yang gunakan porter sudah jarang, tidak seramai waktu masuk penumpang bisa bebas keluar masuk," ujar Khairun di depan pintu masuk penumpang Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (14/7/2015).
Menurut dia, ketika semua calon penumpang masih menumpuk di peron, banyak yang kebingungan dan takut tertinggal kereta. Keadaan ini membuat calon penumpang mengunakan jasa porter untuk lebih cepat masuk ke kereta.
Khairun juga mengungkapkan sebelum sistem boarding diberlakukan, ia tidak perlu bekerja terlalu keras untuk mencari pengguna jasanya. "Dulu sebentar saja saya bisa dapat Rp 50 ribu, sekarang sehari paling banyak Rp 140 ribu, itu harus kerja keras cari pelanggan," ungkap dia.
Pria yang mengaku sudah menjadi porter di Stasiun Pasar Senen sejak 1997 ini menceritakan kini porter di Stasiun Pasar Senen sudah didata oleh pengelola serta dimintai membantu pengelola stasiun.
"Kami sekarang bagusnya sudah didata oleh pengelola stasiun, juga dimintai untuk bantu keamanan, kebersihan, dan memberi informasi ke penumpang" sebutnya.
Dalam memberikan jasanya, Khairun mengaku tidak mematok harga. Namun, calon penumpang, menurutnya, membayar jasa Khairun antara Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu.