Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Agama: Jangan Balas Dendam atas Insiden Tolikara

Menteri Agama Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, mengimbau masyarakat Indonesia tidak terpancing balas dendam terkait insiden di Tolikara, Papua.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Menteri Agama: Jangan Balas Dendam atas Insiden Tolikara
google maps
Lokasi perusakan mushala di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWSCOM, JAKARTA - Menteri Agama Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, mengimbau masyarakat Indonesia tidak terpancing balas dendam terkait insiden di Tolikara, Papua.

"Saya mengimbau dan memohon kepada semua umat beragama melalui para tokoh-tokoh agama, untuk bisa menahan diri, tidak terprovokasi, serta tidak terpancing untuk melakukan tindakan-tindakan pembalasan," kata pria berusia 52 tahun ini saat ditemui di Jakarta Selatan, Minggu (19/7/2015).

Kalau masyarakat terprovokasi hingga terpancing emosinya, imbuh Lukman, itu semua hanya menguntungkan pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana.

"Karena semua itu justru akan menguntungkan pihak-pihak yang ingin memperkeruh, yang ingin membenturkan antar umat beragama," ucapnya.

Lukman berpendapat, pada dasarnya setiap agama selalu mengajarkan ajaran-ajaran kedamaian, kasih sayang, dan kerukunan.

"Saya pikir semua agama mendambakan hal itu," tutup Lukman.

Berita Rekomendasi

Diberitakan sebelumnya Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Lenis Kogoya, mengatakan kejadian penyerangan di Kabupaten Tolikara, Papua yang bertepatan pada hari raya Idul Fitri kemarin baru pertama kalinya terjadi.

"Pengalaman masa lalu, sampai detik ini, Papua tidak pernah terjadi konflik masalah agama. Tidak pernah satupun terjadi konflik antar agama," ujar Lenis di Kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Sabtu (18/7/2015).

Lenis mengatakan penyerangan yang terjadi kemarin berbeda dengan kondisi sebelumnya di Papua yang tidak pernah terjadi konflik karena persoalan antar agama.

"Waktu SMA saya di biara dibesarkan oleh muslim. Kebersamaan sangat harmonis sekali. Di Papua enggak pernah terjadi gejolak masalah agama. Pada saat acara syukuran justru yang muslim dan kristen, dua-duanya berdiri berdoa. Jadi kebersamaan antar agama tidak masalah," kata Lenis.

Akibatnya, Lenis menyebut penyerangan tersebut sebagai musibah yang tiba-tiba saja datang. Ia pun mewakili pemerintah meminta maaf kepada masyarakat atas musibah yang terjadi.

"Pertama-tama saya mohon maaf untuk seluruh masyarakat di seluruh Indonesia. Jadi khusus untuk musibah yang terjadi bagi warga di Tolikara, saya atas nama lembaga masyarakat adat Provinsi Papua dan atas nama presiden RI, permohonan maaf pada warga yang kena musibah. Saya menyesal kejadian yang terjadi bersamaan dengan hari istimewa bagi kaum muslim," ucap Lenis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas