Komite Umat Kirim Tim Pencari Fakta ke Papua Untuk Mengungkap Fakta Tolikara Sebenarnya
Komite Umat untuk Tolikara (KOMAT) mengaku telah mengirim tim pencari fakta ke Tolikara, Papua untuk mencari fakta-fakta yang sebenarnya terjadi.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Umat untuk Tolikara (KOMAT) mengaku telah mengirim tim pencari fakta ke Tolikara, Papua untuk mencari fakta-fakta yang sebenarnya terjadi.
Katua Baznas yang juga Ketua Dewan Syuro Komat Tolikara untuk Papua, Didin Hafidhuddin mengatakan tim yang dikirimnya itu sudah bertolak ke Tolikara, Papua pada Selasa (21/7/2015) malam.
"Kami sudah kirim tim pencari fakta di bawah pimpinan Ustaz Fadlan, dia asli Papua dan beliau mengetahui kondisi disana seutuhnya," terang Didin, Rabu (22/7/2015) di Mabes Polri.
Didin melanjutkan nantinya tugas tim investigasi yakni mencari fakta-fakta di lapangan supaya berimbang sehingga tidak terjadi distorsi fakta.
"Kami hanya lebih obyektif, karena kami dari perspektif keagamaan. Tim kami langsung bertemu dengan alim ulama asal Papua. Nantinya tim ini koordinasi juga dengan Kementerian Agama," tambahnya.
Untuk diketahui selama satu jam, Rabu (22/7/2015) sore, Komite Umat (Komat) Tolikara untuk Papua menyambangi Mabes Polri untuk menemui Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.
Perwakilan Komat yang menemui Kapolri yakni
Didin Hafidudin Ketua Dewan Syuro Komite Umat untuk Tolikara sekaligus Ketua Baznas, Hidayat Nur Wahid Wakil Ketua Dewan Syuro Komat, Bachtiar Nasir Ketua Pelaksana Komat, Yusuf Mansyur anggota Dewan Syuro Komat dan lainnya.
Katua Baznas yang juga Ketua Dewan Syuro Komat Tolikara untuk Papua, Didin Hafidhuddin mengatakan maksud kedatangannya yakni menagih janji Kapolri untuk menindak tegas para pelaku dan mengungkap aktor intelektual dibalik peristiwa itu.
"Kami mau ada tindakan tegas dan tranparan dalam penindakan Tolikara. Karena ini baru terjadi dalam sejarah Indonesia. Kami ingin ini ditindak tegas, beri hukuman sesuai aturan. Kami tunggu janji Kapolri ungkap semuanya," tutur Didin di Mabes Polri.
Termasuk Didin juga berharap peristiwa ini adalah peristiwa terakhir dan jangan pernah terjadi lagi. Pasalnya Idul Fitri merupakan moment spesial namun harus ternodai dengan peristiwa Tolikara. "Orang ibadah ko diganggu," tegasnya.
Didin menambahkan sebelumnya sejak pagi tadi Komat Tolikara untuk Papua sudah mendatangi Menteri Agama, kemudian siang harinya bertemu Panglima TNI, dan sore ini bertemu dengan Kapolri untuk mendapatkan informasi dari pihak perintah soal apa-apa saja yang sudah dilakukan dalam menangani Tolikara.