Kepala BIN Sutiyoso: Aparat Sudah Mengantisipasi
Pemerintah sudah berusaha mengantisipasi insiden Tolikara, Papua
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah sudah berusaha mengantisipasi insiden Tolikara, Papua kata Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutyoso.
Sebelum peristiwa itu terjadi, pemerintah sudah menerima informasi surat yang dikeluarkan Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Tolikara untuk umat Islam.
Dalam konfrensi pers di rumah dinasnya, di Jalan Denpasar, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (23/7/2015), Sutyoso mengatakan jajaran Kepolisian di Tolikara langsung mengambil kangkah antisipatif, setelah diketahui adanya surat yang berisi larangan beribadah bagi umat Islam di Tolikara pada hari raya Idul Fitri.
"Supaya anda semua paham, bahwa jajaran Badan Intelijen Negara (BIN) itu adalah intelijen Kepolisian, Kejaksaan, TNI, kita yang koordinir," kata Sutyoso
Kapolres, Tolikara, AKBP Suroso langsung menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh, termasuk tokoh GIDI Tolikara, serta tokoh agama lain.
Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa surat tersebut tidak sah, karena tidak disetujui oleh Presiden GIDI. Seluruh pihak juga sepakat agar umat Islam diizinkan beribadah.
Kapolres juga sempat berkordinasi dengan Bupati Tolikara, Usman Wanimbo yang tengah berada di Jakarta.
Bupati pun menyarankan Kapolres agar umat Islam di Tolikara tetap melaksanakan ibadah shalat ied. Kapolres pun menyampaikan pesan tersebut ke umat Islam di Tolikara.
"Wajar Kapolres berpikir (mengizinkan), ini sudah disepakati," ujarnya.
Pada hari raya Idul Fitri (17/7), Kapolres mengumpulkan 42 personil aparat keamanan yang terdiri dari anggota Polri dan TNI.
Sutyoso mengaku maklum aparat yang dikumpulkan tidak bisa lebih banyak, karena memang Tolikara adalah kabupaten kecil.
Saat umat Islam tengah menggelar shalat ied, masa dalam jumlah banyak tiba-tiba menyambangi, dan meminta agar ibadah tersebut dibubarkan.
Aparat yang berjaga sempat bernegosiasi dengan perwakilan dari masa, namun negosiasi tersebut tidak sukses, dan masa melempari umat Islam.
Petugas akhirnya mengeluarkan tembakan peringatan untuk membubarkan masa, namun mereka tetap tidak mau bubar dan malah menyerang aparat.
Petugas kemudian menembaki masa dengan niat melumpuhkan, tembakan tersebut diarahkan ke kaki.
Masa yang marah karena sempat melakukan pembakaran kios, yang akhirnya juga membuat masjid Baitul Mutaqqin terbakar.
"Kadang-kadang dinamika di lapangan seperti itu. Tapi kita tetap fair (adil), di pihak mana masa yang salah. Aparat (yang melakukan penembakan) pun akan diinvetigasi, apakah sudah betul, bila salah akan dilakukan penindakan," katanya.
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti dalam kesempatan yang sama menambahkan bahwa negara akan selalu hadir, termasuk untuk umat Islam di Tolikara.
Hal itu terbukti dari tindakan Kepolisian yang mengambil langkah antisipatif sebelum insiden, dan melakukan penembakan ke arah masa yang berniat membubarkan ibadah shalat ied.
"Kenapa (kami) menembak, itu bagian dari negara ada, di mana masyarakat memerlukan untuk dilindungi," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.