Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Denny JA Sumbang Puisi, Ingin NU dan Muhammadiyah Bekerjasama

Dalam puisinya Denny juga menilai Islam semakin mundur dalam pencapaian peradaban. Indonesia juga semakin dicabik oleh radikalisasi agama.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Denny JA Sumbang Puisi, Ingin NU dan Muhammadiyah Bekerjasama
Warta Kota/HENRY LOPULALAN
Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny Januar Ali atau lebih dikenal Denny JA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sama-sama sedang mengadakan muktamar.

Panasnya persaingan jelang pemilihan ketua baru dua organisasi tersebut direspon banyak tokoh dengan aneka cara.

Salah satunya adalah pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang meresponnya dengan puisi.

Sebagai pejuang antidiskriminasi, dan rajin membuat survei opini publik, isi puisinya adalah harapan publik agar NU dan Muhammadiyah saatnya bekerja sama.

"Saatnya dua itu bersama, Menyatukan tenaga, atau ini negeri semakin poranda, Dilindas srigala berjubah agama," kata Denny JA dalam rilis yang diterima, Senin (3/8/2015).

Dalam puisinya Denny juga menilai Islam semakin mundur dalam pencapaian peradaban. Indonesia juga semakin dicabik oleh radikalisasi agama.

"Dua ormas terbesar itu saatnya terpanggil untuk peran yang lebih besar," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Berikut isi puisi karya Denny JA:

NU - Muhammadiyah Bersatulah!

"Kemana Ibnu Sina dan Al-Faraby bersembunyi?
Mereka membawa Islam menjulang tinggi
Kini di dunia pengetahuan
Negeri Islam, oh..mundur nian"

Ia bicara padaku meyakinkan
Ditunjukannya data penelitian
Dunia muslim untuk ilmu?
Kini hanya menjadi tamu

"Al Ghazali pergi kemana?
Ia guru ilmu bahagia
Namun bahagia di masa kini?
Oh...dunia Muslim tertinggal sekali"

Ia bicara padaku heran
Ditunjukkannya data lapangan
Dalam indeks hidup bahagia
Dunia muslim bukan juara

"Kemana raibnya Jalaludin Rumi?
Ia suhu dunia rohani
Oh.. kini bumi penuh kekerasan
Dunia muslim justru berperan"

Ia bicara padaku penuh amarah
Ditunjukkannya kumpulan berita
Dari Pakistan hingga Timur tengah
Wajah Muslim penuh darah

Dari tadi aku diam saja
Mendengar ia punya ceramah
Tapi di hati aku yakini
Habis gelap, terbit matahari

Ujarku, "tapi kita punya NU"
Seruku, "tapi kita punya Muhammadiyah"
"Mereka belum bangun saja
Lalu menjelma raksasa"

Jawabku, "tapi kita punya NU
tapi kita punya Muhammadiyah"
Jika mereka bersama
Yang mustahil tiada

Ujarnya, "bukankah itu sedari dulu?
NU dan Muhammadiyah bersimpang selalu
Jangan harap mawar berbuah jambu
Mengapa dua itu harus bersatu?

"Jika NU dan Muhammadiyah bersama?
Selesaikah pokok perkara?"
Ku tak tahu
Sungguh
Tapi siapa pula yang tahu?

Yang kurasakan
Aku cinta Agama
Aku juga cinta Indonesia
Semakin banyak kekerasan di sekelilingku
Semakin banyak kebodohan di sekelilingku
Semakin banyak kemunafikan di sekelilingku
Semakin banyak diskriminasi di sekelilingku
Aku muak
Aku bosan
Aku marah
Lihatlah ini muka?
Penuh luka dan air mata

Yang kurasakan
Aku percaya NU
Aku percaya Muhammadiyah
NU ayahku
Muhammadiyah ibuku
Indonesia diriku

Saatnya dua itu bersama
Menyatukan tenaga
Atau ini negeri semakin poranda
Dilindas srigala berjubah agama

Saatnya dua itu menjalin
Merajut tali menjadi kain
Atau Indonesia semakin luka
Dijajah preman berjubah agama

Sayup-sayup
Kudengar ada Islam Nusantara
Sepoi-sepoi
Kudengar ada Islam berkemajuan
Bersatulah menjadi
Islam Nusantara yang Berkemajuan!

Agustus 2015.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas