Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Publik Tunggu Pembuktian Menteri Kabinet Kerja

Perombakan sejumlah menteri Kabinet Kerja dianggap biasa. Mereka baru luar biasa ketika hasil kerja mereka luar biasa dan memuaskan publik.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
zoom-in Publik Tunggu Pembuktian Menteri Kabinet Kerja
TRIBUN/DANY PERMANA
Enam menteri baru dari kiri ke kanan Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menko Kemaritiman Rizal Ramli, dan Menko Perekonomian Darmin Nasution, berfoto usai dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8/2015). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perombakan sejumlah menteri Kabinet Kerja dianggap biasa. Mereka baru luar biasa ketika hasil kerja mereka luar biasa dan memuaskan publik. 

Demikian tanggapan pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia, Agus Pambagio, menanggapi susunan menteri baru yang diangkat Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8/2015).

Agus menilai memang ada beberapa muka lama seperti Rizal Ramli dan Darmin Nasution yang masuk Kabinet Kerja. Tapi, keduanya tetap harus membuktikan pengalaman dan kinerjanya ke publik.

"Beberapa muka lama seperti Rizal Ramli lumayan gebrakannya dalam situasi ekonomi sulit zaman dia menjabat Menko Perekonomian. Diharapkan dia bisa berpretasi ketika menjabat Menko Kemaritiman," Agus.

Sedangkan Menko Perekonomian, Darmin Nasution, kata Agus, memiliki cacat saat menjabat Direktur Jenderal Pajak. Begitu juga dengan Thomas Trikasih Lembong yang kini menjabat Menteri Perdagangan.

"Mendag dia orang lulusan Harvard sama seperti Mendag yang lalu. Dia ahli finansial bukan trade. Leadershipnya belum terlihat di luar finansial," papar Agus.

BERITA REKOMENDASI

Dari semua penilaiannya, Agus masih tetap berharap tim ekonomi yang baru ini mampu mengangkat roda perrekonomian Indonesia yang kini mengalami pelambatan dan nilai tukar rupiah anjlok atas dolar Amerika.

Menilik data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 sebesar 4,71 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada periode tahun lalu yang mencapai 5,14 persen.

Rupiah semakin melemah atas dolar AS. Sampai pukul 14.19 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot jeblok ke level 13.803. Ini merupakan level terlemah sejak Agustus 1998.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas