Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Partai NasDem Minta Menteri Jangan Salahkan Keadaan Terkait Melemahnya Rupiah

"Para menteri itu tidak harus pintar untuk menyalahkan situasi, mulai menyalahkan bunga The Fed yang akan naik, menyalahkan Korea."

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
zoom-in Partai NasDem Minta Menteri Jangan Salahkan Keadaan Terkait Melemahnya Rupiah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas memperlihatkan pecahan dolar AS yang akan ditukarkan di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Kawasan Blok M, Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.006 dan sempat mencapai posisi tertinggi pada level Rp 14.017 karena imbas dari perang mata uang (currency wars). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai NasDem menegaskan masyarakat membutuhkan kepastian agar Indonesia dapat keluar dari kemelut ekonomi. Sekjen Partai NasDem, Patrice Rio Capella, mengingatkan agar para menteri tak menyalahkan situasi saat ini.

"Para menteri itu tidak harus pintar untuk menyalahkan situasi, mulai menyalahkan bunga The Fed yang akan naik, menyalahkan Korea misalnya, itu enggak boleh, ini sudah terjadi kita mesti ngapain," kata Patrice di DPR, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

"Menyalahkan krisis, Malaysia kena juga, Singapura kena juga. Masyarakat kita tahu situasi sulit, kemudian orang tahu devaluasi Yuan, tapi bagaimana kita keluar dari situasi seperti ini itu paling penting," tambahnya.

Patrice mengatakan tim ekonomi berpacu dengan waktu. Pasalnya nilai mata uang Rupiah melemah hingga menyentuh Rp14ribu per Dollar AS. Padahal prediksi tersebut akan terjadi pada akhir Desember saat Indonesia membayar utang luar negeri.

"Tetapi ini sekian bulan Rp14 ribu, ini di luar prediksi ahli ekonomi," imbuh dia.

Anggota Komisi III DPR itu meminta kabinet tidak saling menyalahkan. Tetapi terus bekerja meyakinkan dunia usaha dan publik.

Berita Rekomendasi

"Sektor riil tak boleh macet, pada (krisis) 98 hanya hidup UMKM. Jangan hanya pada persoalan IHSG tapi perbaikan pasar di desa untuk memutar roda ekonomi. Pemda bekerja. Semua bekerja," terang Patrice.

Ia mengingatkan fundamental ekonomi pada 1998 jauh berbeda dibandingkan hari ini. Namun, jangan dianggap persoalan mudah.‎

"Kalau lewat Rp 14 ribu akan goyang, buktinya naik terus. PHK juga, kalau naik pemerintah Indonesia hati-hati meyakinkan semua pihak bahwa kita tidak panik," tutur Patrice.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas