Ancaman Konflik, Kementerian Koperasi Harus Turun Tangan Atasi Ojek VS Gojek
Fenomena ojek online Gojek dan Grab Bike melanda sejumlah daerah.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena ojek online Gojek dan Grab Bike melanda sejumlah daerah. Hal itu pun menimbulkan konflik antara ojek online dengan ojek pangkalan.
Guru Besar Ekonomi UI Profesor Sri Edi Swasono meminta Kementerian Koperasi dan UKM turun lansung menyelesaikan persoalan tersebut.
"Kan ada departemen koperasi, apa kerjaannya? Turun dong," ujar Edi saat beraudiensi dengan Pimpinan DPR di ruang kerja Ketua DPR Setya Novanto, Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Edi tergabung dalam paguyuban 'Punakawan' yang terdiri dari Jaya Suprana, Mahfud MD, Adhyaksa Dault, HS Dillon, J Kristiadi, Romo Benny Susetyo, Emil Salim dan Christianto Wibisono. Edi mengaku mendapatkan keluhan dari ojek pangkalan yang merasa tersaingi dengan perusahaan besar.
"Grab bike dan Gojek, memang orang-orang senang Gojek karena murah. Tapi murah disubsidi,
Nanti pikiran mereka, spekulasi mereka, kalau nanti sudah tersingkir pasti juga naik, jadi smengapa sih membiarkan ini terjadi harusnya (ojek) diberdayakan," ungkapnya.
Seharusnya, kata Edi, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) juga memberikan fasilitas kepada ojek pangkalan. Ia mengingatkan saat pemerintah tidak memiliki lapangan pekerjaan, maka rakyat membuka usaha sendiri yakni jasa ojek.
Edi pun menyesalkan adanya konflik antara ojek pangkalan dengan pengemudi Gojek. Padahal mereka berasal dari status sosial yang sama.
"Ini bertengkar sorry ya, bertengkar sesama pribumi, sesama orang miskin, enggak enak itu, jadi kaum pemodal senang saja, sekarang masih mensubsidi, subsidi ada batasnya, batasnya kalau ojek tersingkir semua. Yang satu milik rakyat milik sendiri, kalau satu lagi (Gojek) you jadi buruh.
You pilih menjadi tuan pada diri sendiri atau kuli orang lain," katanya.
Sedangkan Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengutip pernyataan Profesor Sri Edi Swasono dimana Gojek dianggap melakukan monopoli. Sehingga salah satu solusinya diperlukan koperasi ojek pangkalan.
Meskipun, Politikus Gerindra itu menilai Gojek merupakan kreativitas serta inovasi namun jangan sampai mematikan ojek di pangkalan.
"Jalan keluarnya ya menjalin sinergi dengan cara membangun kekuatan dalan bentuk koperasi ojek," ujarnya.