Komisi I Ingatkan Perilaku Prajurit Tak Boleh Liar
"Tidak boleh ada kasus yang merugikan rakyat, senjata dibeli dari uang rakyat untuk kepentingan negara bukan untuk bertempur sesama aparat,"
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin, menyesalkan kericuhan pecah antara anggota TNI dan Polisi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dalam persitiwa tersebut, anggota Batalyon Infanteri TNI 721 Majene, Prada Yuliandi, tewas tertembak di perut oleh anggota polisi.
"Kasus-kasus perkelahian antarangkatan TNI-TNI, TNI-anggota Polisi, ini masalah leadership. Kalau satu tahun sekali itu kasus. Kalau tiap bulan ada, untuk Panglima TNI dan Kapolri tidak boleh terjadi," kata Hasanuddin di DPR, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Politikus PDI Perjuangan itu meminta pengusutan secara tuntas penyebab perkelahian tersebut. Pasalnya, kejadian itu akan membuat moral prajurit jatuh.
"Tidak boleh ada kasus yang merugikan rakyat, senjata dibeli dari uang rakyat untuk kepentingan negara bukan untuk bertempur sesama aparat," tegas TB Hasanuddin.
Mengenai bentrokan yang sering terjadi di tingkat bawah, ia mengungkapkan prajurit yang membawa sangkur dan senapan. Namun perilaku prajurit tidak boleh liar.
"Ada komandan peleton dan kompi, kalau terjadi perkelahian yang dihukum komandan peleton dan kompinya. Dulu perwira tinggal bersama prajurit. Kepemimpinan sekarang mungkin tidak ada lagi, perwira tidur di luar, prajurit di barak," ungkap dia.
Bentrok antara anggota TNI AD dan polisi berlangsung di Kejuaraan Nasional Motor Prix Pertamax Plus KYT Region 5 Seri 8 di Sirkuit Permanen Sport Center Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Minggu (30/8/2015).
Puluhan personel polisi dan TNI terlibat perkelahian di arena sirkuit, sehingga membuat panik penonton dari kalangan warga sipil. Sirkuit sudah digelar sejak Sabtu (29/8/2015). Kabar beredar perkelahian ini karena salah paham.
Ratusan penonton berlari meninggalkan sirkuit setelah mendengarkan dua kali suara tembakan dari aparat. Prajurit TNI dari Kompi senapan B Yonif 721, Prada Yuliardi, tewas bersimbah darah akibat tembakan di perut.
Pascakejadian tersebut, informasi bentrok oknum tentara-polisi di Polman merebak di sosial media. Informasi disertai foto pembakaran kantor dan motor polisi. Disebutkan juga ada polisi yang disandera.
Kapolres Polman AKBP Agoeng Adi Koerniawan membenarkan pembakaran motor patroli polisi di lokasi kejadian. “Kami sedang mengecek berapa motor yang dibakar,” ujar Agoeng tadi malam.