Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dikritik Bertemu Donald Trump, Fadli Zon Ungkap Percakapan Dirinya Dengan Shamsi Ali

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon berusaha mencari tahu apa latar belakang Imam Shamsi Ali, orang yang mengkritik dirinya bertemu dengan Donald Trump.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Dikritik Bertemu  Donald Trump, Fadli Zon Ungkap Percakapan Dirinya Dengan Shamsi Ali
ilo/youtube
Imam Shamsi Ali (kiri), pertemuan Donal Trump (kanan) dan Ketua DPR RI Setya Novanto dan kawan-kawan, termasuk Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di Trump Tower, Kamis (3/9/2015), sekitar pukul 13.00 waktu setempat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon berusaha mencari tahu apa latar belakang Imam Shamsi Ali, orang yang mengkritik dirinya bertemu dengan calon presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Politikus Gerindra itu juga mempertanyakan posisi Shamsi Ali dalam komunitas Muslim dan masyarakat Indonesia di New York.

Berikut tanya jawab Fadli kepada Shamsi Ali.

Terima kasih atas jawabannya Pak Shamsi. Saya juga mendapat informasi dr bbrp warga Indonesia di New York. Sy tidak mempertanyakan biodata Bapak, sy hanya ingin kenal lebih jauh. Dan sy baru tahu Bapak adalah staf Perwakilan Tetap RI (PTRI) di New York. Ini keterangan Pak Desra Percaya, Dubes RI di PBB atau Watap PTRI. Artinya Pak Shamsi juga digaji oleh APBN dan punya tanggung jawab pd negara.

Sy tanyakan pd Bapak krn selama ini selalu mengatasnamakan "Imam besar masjid New York". Padahal tak ada jabatan "Imam besar" itu apalagi masjid New York. Yg ada yaitu Islamic Center dan masjid serta musala di New York.

Saya dengar Pak Shamsi juga jarang datang ke PTRI walaupun digaji oleh PTRI.

BERITA TERKAIT

Selanjutnya sy komentari pernyataan Pak Shamsi di bawah ini dan sy pkai dlm kurung:

Saya memang datang ke NY oleh Dubes RI untuk PBB saat itu. Bukan untuk jadi staf lokal tapi memimpin Masjid Al-Hikmah.

(FZ: Apakah benar Dubes RI PBB punya tupoksi mencari pemimpin masjid al Hikmah? Saya ragu. Itu urusan bilateral, bukan multilateral)

Tapi karena masjid tdk mampu menggaji krn biaya hidup di NY mahal, saya diangkat jadi staf.

(FZ: sy baru tahu pemimpin atau imam masjid digaji tinggi. Berapa sih gaji pemimpin masjid sehingga masjid al Hikmah tak mampu bayar anda?)

Sejak tahun 2001 saya kemudian berubah status jadi menjadi Permanent Resident dan jadi Imam Islamic Center of New York atau masjid rayan NY selama 10 tahun. Pada saat yang sama sy masih diminta bertugas di PTRI sebagai Humas.

(FZ: artinya anda terima dua gaji, satu sbg staf PTRI dan satu lagi dr Islamic Center. Apakah hal ini dibolehkan, atau ethical? Setahu saya kontrak staf tak boleh double, krn hak n kewajiban tertuang dlm kontrak. Mendapat dua gaji dari dua pekerjaan bisa dianggap penyalahgunaan kewenangan bahkan berpotensi korupsi)

Tugas utama sekrg adalah membantu pemerintah dalam kegiatan interfaith dan semacamnya.

(FZ: apakah ada tugas PTRI dlm Interfaith dialogue, setahu saya PTRI khusus menangani masalah2 di PBB, tak ada yg lain. Nothing more, nothing less)

Setelah selesai di Islamic center saya kemudian menjadi Imam di masjid Queens, Jamaica Muslim Center, masjid dg komunitas Muslim terbesar.

(FZ: Dari salah satu sumber, anda katanya diberhentikan di Islamic Center. Lihat juga artikel BBC).

Pada saat yg sama tetap sebagi imam atau pemimpin masjid Al-hikmah.

(FZ: menurut bbrp warga anda bukan lagi imam krn masih ada masalah di pengadilan terkait keuangan masjid. Benarkah?)

Saya bisa kirimkan bio atau silahkan diakses banyak online. Saya menjadi jubir Muslim ke pemerintah NY setelah 9/11. Saya bertemu Bush, dll...

(FZ: Tidak perlu bio, ini bukan wawancara pekerjaan Pak. Anda org hebat)

Saya tahu pak Fadhli mencoba mencari celah pribadi. Silahkan. Saya sudah tahu karakter pejabat yang ketika dikritik maka diambil personally.

(FZ: Sy hanya ingin tahu berhadapan dg siapa, agar jelas duduk soalnya. Karakter sy ya begini, mencoba mengatakan yg benar itu benar yg salah ya salah. Nothing personal).

Ada beberapa teman di WA group anda yg lain. Dan mereka sudah memberi tahu postingan anda. Kalau memang mau menjadilan ini personal, let it be.

(FZ: Pak, tak ada niat pribadi, apalagi kita baru kenal).

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas