Segera Gali Motif Pimpinan DPR RI Hadiri Kegiatan Donald Trump
sebaiknya Majelis Kehormatan Dewan segera meminta klarifikasi kepada dua pimpinan parlemen tersebut.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti meyakini kehadiran dua pimpinan DPR RI, Setya Novanto dan Fadli Zon di konfrensi pers Bakal Calon Presiden Amerika, Donald Trump, bukan peristiwa kebetulan.
Bahkan menurut analisanya, dengan melihat sikap dua pimpinan DPR itu selama kegiatan berlangsung, peristiwa kebetulan adalah hal yang sulit diterima akal sehat.
Karena itu, tegas Ray, sebaiknya Majelis Kehormatan Dewan segera meminta klarifikasi kepada dua pimpinan parlemen tersebut. Sehingga tergali motif kehadiran mereka di sana.
"MKD harus menanyakan apa motif, janji dan tujuan kehadiran mereka dalam kegiatan itu serta menguji penjelasan keterjebakan seperti yang diungkapkan FZ (Fadli Zon)," kata Ray dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Senin (7/9/2015).
Menurut Ray, MKD tak boleh hanya berdiam diri. Sebab kegitan itu telah melukai perasaan rakyat Indonesia. Bahkan memunculkan kehebohan di tengah-tengah masyarakat Tanah Air.
"SN (Setna Novanto) dan FZ boleh menganggap hal itu sebagai hal remeh temeh, tapi kenyataannya tidak bagi rakyat Indonesia. Tentu saja, pandangan dan perasaan rakyatlah yang harus didengarkan MKD," kata Ray.
Selain itu, lanjut Ray, MKD juga perlu menanyakan Fadli atas suratnya yang terkesan tidak patut pada Imam Masjid di New York Syamsi Ali, yang merupakan warga negara Indonesia.
"Beliau merupakan salah satu WNI yang telah berhasil mengharumkan nama negara di Amerika. Penghormatan warga Amerika umumnya dan khususnya umat Islam terhadap beliau, jelas merupakan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Maka sangat disayangkan bila ada elite Indonesia justru mempertanyakan status keimamannya," kata Ray.