Anton Setiadi, Kapolda Jatim yang Baru Kelahiran Malang
Kapolda Jawa Timur yang baru, Irjen Pol Anton Setiadi, akan bekerja sebaik mungkin dalam menjalankan tugas di Jawa Timur.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Jawa Timur yang baru, Irjen Pol Anton Setiadi, akan bekerja sebaik mungkin dalam menjalankan tugas di Jawa Timur.
Mantan Kapolda Sulawesi Selatan ini mengaku dirinya senang dipercaya memimpin Jawa Timur. Terlebih ia pun lahir di Malang, Jawa Timur pada 2 Januari 1959 silam.
"Saya ini orang Jawa Timur, semoga saya bisa bersinergi dengan pemerintah, tokoh masyarakat, dan warga di Jawa Timur," kata Anton, Senin (7/9/2015) di Mabes Polri.
Anton yang juga lulusan Akpol angkatan 1983 ini menuturkan usai sertijab di Mabes polri, akan langsung terbang ke Polda Jawa Timur untuk mengabdikan diri sebagai putra Bhayangkara sesuai perintah Kapolri.
Menurutnya ada perbedaan karakteristik tersendiri antara masyarakat Jawa Timur dengan masyarakat Sulsel. Anton memastikan akan menggunakan pendekatan dengan cara lain agar bisa diterima warga Jawa Timur.
"Belum bisa bicara banyak ya, wong saya ke Surabaya (Polda Jatim) saja belum. Nanti sampai disana saya langsung pelajari permasalahan di sana. Baru bisa ditetapkan strategi apa yang harus saya terapkan. Saya harus tahu dulu pokok masalahnya," tutur Anton.
Disinggung apakah dirinya akan mengaplikasikan program kerja unggulan atau inovasi terobosan baru yang sukses dijalankan ketika dirinya menjadi Kapolda Sulawesi Selatan, Anton menjawab itu perlu pengkajian lebih lanjut.
"Lihat situasi dulu, program disana (Sulsel) dengan Jawa Timur kan beda budaya, geografi. Di Surabaya kalau ceplas ceplos tidak ada masalah. Karena saya orang Jatim, mudah-mudahan bisa bersinergi," tuturnya.
Lebih lanjut, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memerintah Anton agar mampu memelihara wilayah Jatim sehingga tetap aman dan tertib.
Termasuk Badrodin juga diminta agar Anton menjalin kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda sehingga koordinasi terus berjalan.
"Saat bertugas di Sulsel, Pak Anton berhasil menurunkan frekuensi unras anarkis. Semoga ini bisa diterapkan juga di Jatim," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.