Ajak Anaknya Kunker ke AS, Politikus Demokrat: Apanya yang Salah?
"Mestinya terimaksaih sama bapak-bapak yang mau ajak istrinya, terimakasih sama anak-anak yang mau berkorban mendampingi orang tuanya," kata Nurhayati
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Nurhayati Ali Assegaf angkat bicara mengenai keikutsertaan anaknya Syarief Assegaf ikut kunjungan kerja (Kunker) ke Amerika Serikat.
Rombongan DPR ke AS menjadi sorotan setelah sejumlah anggota bertemu dengan calon presiden AS Donald Trump.
"Saya heran kenapa dipertanyakan? Apa yang dipertanyakan? Seharusnya masyarakat Indonesia berterima kasih," kata Nurhayati di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Politikus Demokrat itu menjelaskan alasannya membawa anak dalam kunjungan keluar negeri. Ia mengaku pernah mengalami sakit di hotel dalam suatu kunjungan keluar negeri hingga tidak dapat bangun dari tempat tidurnya.
"Hampir mati saya. Berjuang untuk bangsa dan negara hampir mati. Kemudian saya berpikir karena ini perjalanan panjang dan melelahkan apa salahnya saya ajak anak saya," imbuh Nurhayati.
Nurhayati mengaku membayar dengan uang pribadi untuk keikutsertaan anaknya keluar negeri. Ia membayar biaya kunjungan tersebut melalui agen perjalanan atau travel agent.
"Buat kita masa kita berhitung buat bangsa dan negara? Jadi jangan dibayangkan mengajak anak, trus anak kecil yang kita urusin. Mestinya terimaksaih sama bapak-bapak yang mau ajak istrinya, terimakasih sama anak-anak yang mau berkorban mendampingi orang tuanya," ungkapnya.
Menurut Nurhayati, masyarakat seharusnya tidak perlu mempermasalahkan kunjungan keluar negeri. Sebab, biaya keluarga ditanggung oleh pribadi. "Ketika saya mau mewakili Indonesia, pagi-pagi saya mau bangun enggak bisa bangun kemudian saya mikir alangkah memalukannya apabila terjadi apa-apa karena emang enggak ada siapa-siapa," ujarnya.
"Karena kesibukan tapi masa iya Indonesia enggak ada yang mewakili, masa iya karena uang kita tidak mau berangkat. Ini kan sebuah pengabdian, menjadi anggota ini sebuah pengabdian bukan untuk tempat mencari uang, Kami bekerja siang malam dan itu kami pertanggungjwabkan di hadapan masyarakat dan Allah. Jadi silakan ya dicek," tambah Anggota Komisi I DPR itu.