UU Pornografi Diharapkan Tidak Menghalangi Seniman untuk Berkarya
publik harus bisa melihat karya yang tidak berbusana tersebut dari berbagai perspekif dan bukan melulu mengenai pornografi semata.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rancangan Undang Undang Pornografi yang rencananya disahkan pada September ini diharapkan tidak menjadi bumerang untuk perkembangan dunia seni.
Harapan itu dikemukan oleh pelaku seni yang meneruskan ilmu dari pelukis mendiang Basoeki Abdulah.
Kepala museum Basoeki Abdulah, Joko Marsono dalam kesempatan media gathering 100 tahun Basoeki Abdulah, mengatakan, publik harus bisa melihat karya yang tidak berbusana tersebut dari berbagai perspekif dan bukan melulu mengenai pornografi semata.
Mendiang Basoeki, kata Joko, selalu melihat perempuan yang dilukisnya dalam keadaaaan tidak berbusana adalah sebuah keindahan seni.
"Selama ini kita para pelukis melihat dari sisi keindahan dan bukan negatif. Karena pelukis itu mencintai keindahan dan bukan berpikir pornografinya," kata Joko di Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Meskipun begitu, para pecinta seni sendiri harus bisa memahami RUU Pornografi demi menghindari pelanggaran yang mengatasnamakan seni. "Nanti kita akan pahami itu UU pornografi untuk pelukis yang berbeda cara berfikirnya," ujarnya.
Masih kata Joko, dirinya juga berharap agar dengan momentum 100 tahun Basoeki ini, museum Basoeki Abdulah bisa menjadi salah satu lokasi kunjungan yang bisa menjadi pilihan masyarakat. Oleh sebab itu, pihaknya berharap semua lukisan yang ada di istana negara termasuk lukisan Soekarno yang merupakan karya dari Basoeki bisa dikembalikan ke museum.
"Karena akan lebih baik untuk museum, tapi jika memang di rawat di istana dan untuk memperindah istana kami merasa tidak apa-apa. Karena kami yakin akan ada perawatan yang ahli di istana terhadap lukisan Basoeki Abdullah tersebut, apalagi Basoeki Abdullah adalah sosok yang sangat dekat dengan proklamator kita Soekarno," tandasnya.