Sebelum Wafat, Adnan Buyung Sempat Sadar dan Minta Sop Buntut
Maully Nasution mengatakan kondisi ayahnya sempat sadar. Namun, ayahnya hanya diperbolehkan makan makanan tertentu.
Editor: Rendy Sadikin
"Akhirnya pasang ventilator, setelah dipasang, stabil, sadar. Masih bisa kenal, ada ventilator, kalau beliau mau ngomong ya dicatat di kertas," imbuhnya.
Memang, pascaoperasi sakit gigi, Adnan enggan makan. Buntutnya, ginjal pengacara senior itu bermasalah dan merembet pada gangguan jantung.
Anak Adnan Buyung, Maully Nasution mengatakan kondisi ayahnya sempat sadar. Namun, ayahnya hanya diperbolehkan makan makanan tertentu.
"Sakit di gigi lama, membuat ayah enggak mau makan. Kita kasih protein, makan puding, makan bubur ayam. Sedikit enggak ada gizinya," ujar Maully.
Padahal, kata Maully, saat kondisi sadar, ayahnya sempat meminta makanan kesukaannya yakni sop buntut.
Tetapi, Adnan tidak bisa memakannya.
"Mau mintanya saja, tapi enggak berani makan. Akibat operasi (sakit gigi), kalau normal saja, masih sakit giginya," tutur Maully.
Mengenai tamu yang hadir, Maully mengaku baru keluarga saja.
Keluarga baru memberi tahu kolega Adnan saat pengacara senior itu masuk ICCU.
Kolega yang telah dihubungi Menkopolhukam Luhut Panjaitan dan Seskab Pramono Anung. Ketua Setara Institute Hendardi juga hadir di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI).
Maully kemudian menceritakan masalah ginjal yang dialami ayahnya karena konsumsi obat darah tinggi sejak 40 tahun lalu pascaperistiwa Malari.
"Sekarang sudah 81 tahun, obat darah tinggi merusak ginjal," ujarnya.
Seperti dilansir dari Wikipedia, Prof. Dr. (lur) H. Adnan Buyung Nasution, SH atau Adnan Bahrum Nasution lahir di Jakarta, pada 20 Juli 1934.
Adnan adalah salah seorang pengacara senior di Indonesia. Selain itu ia juga merupakan aktivis sejak masa mudanya sampai sekarang.